Indonesia Selangkah Lagi Gabung BRICS
Jumat, 25 Oktober 2024 -
MerahPutih.com - Indonesia segera bergabung dalam aliansi BRICS. Hal ini ditandai dengan ikutnya Indonesia dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia.
Dengan pengumuman tersebut, proses Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.
Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengatakan, BRICS bisa berfungsi sebagai perekat untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara berkembang.
"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif," kata Sugiono dalam keteranganya dikutip Jumat (25/10).
Baca juga:
Putin Gelar KTT BRICS, Bukti Rusia Tidak Tertekan dengan Negara Barat
Menurut dia, prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih.
“Antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia,“ tambah Sugiono.
Lewat BRICS, Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South.
"Kita lihat BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South," lanjut Menlu Sugiono.
Baca juga:
Menlu Sugiono juga menggunakan kesempatan di Kazan untuk melakukan berbagai pertemuan bilateral utamanya dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov sebagai tuan rumah.
Termasuk negara mitra sahabat lain, yakni Sekjen PLO Palestina, Menlu RRT, India, Thailand, Menteri Ekonomi Malaysia dan Presiden New Development Bank.
Selain itu, Menlu RI melakukan pembicaraan perkenalan via telepon dengan Menlu Singapura dan Kamboja.
Secara khusus, Menlu Sugiono menekankan solidaritas dan komitmen terhadap perdamaian global dan menggaris-bawahi krisis yang berlangsung di Palestina dan Lebanon.
"Indonesia tidak dapat berdiam diri saat kekejaman ini terus berlanjut tanpa ada yang bertanggung jawab," tegas Menlu.
Baca juga:
Seperti diketahui, BRICS adalah kelompok informal yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, RRT, dan Afrika Selatan.
Kelompok ini pertama kali diinisiasi pada tahun 2006 untuk membahas isu-isu terkini global. Keanggotaannya diperluas pada tahun 2023 dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Persatuan Emirat Arab. (Knu)