[HOAKS atau FAKTA]: COVID-19 Subvarian XBB Mematikan dan Sulit Terdeteksi

Senin, 07 November 2022 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Beredar melalui pesan berantai informasi tentang COVID-19 subvarian XBB yang telah terdeteksi di Indonesia adalah varian mematikan dan tidak bisa terdeteksi.

NARASI:

“berita singapura!

Semua orang disarankan memakai masker karena virus corona varian baru COVID-Omicron XBB berbeda, mematikan dan tidak mudah terdeteksi dengan baik:-
Gejala virus novel COVID-Omicron XBB adalah sebagai berikut:-

Tidak batuk.

Tidak ada demam.

Hanya akan ada banyak :-

Nyeri sendi.

Sakit kepala.

Sakit leher.

Sakit punggung bagian atas.

Pneumonia.

Umumnya tidak nafsu makan. Tentu saja, COVID-Omicron XBB 5 kali lebih beracun daripada varian Delta dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada Delta.

Dibutuhkan waktu yang lebih singkat untuk kondisi mencapai tingkat keparahan yang ekstrim, dan kadang-kadang tidak ada gejala yang jelas.

Mari lebih berhati-hati!

Jenis virus ini tidak ditemukan di daerah nasofaring, dan secara langsung mempengaruhi paru-paru, “jendela”, untuk waktu yang relatif singkat.”

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Anies Lengser, Ahok Kembali ke Balai Kota

FAKTA:

Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan M Syahril menyampaikan bahwa ada gejala seperti batuk, pilek, dan demam.

Pasien pertama COVID-19 subvarian XBB dari Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober.

Jubir Syahril menambahkan, meski varian baru XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.

Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, vaksin masih efektif menghadapi gejala berat dari varian XBB.

Penjelasan yang senada juga disampaikan oleh Ketua Satgas COVID-19 IDI Erlina Burhan, menurutnya gejala yang ditimbulkan oleh subvarian XBB cenderung mirip dengan gejala COVID-19 varian Omicron secara umum.

Sejauh ini, lanjut Erlina, belum ada laporan resmi yang mengatakan bahwa XBB menyebabkan COVID-19 dengan gejala yang lebih berat.

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Tragedi Itaewon Akibat Efek Vaksin AstraZeneca

Menurut Jubir Satgas COVID-19 RS UNS Solo Tonang Dwi Ardyanto melalui akun Facebook pribadinya, XBB tetap dapat dideteksi di nasofaring, jadi tidak benar bahwa langsung masuk ke paru-paru.

Maka XBB tetap dapat dideteksi seperti juga cara mendeteksi varian lainnya. Jadi tes PCR dan antigen yang ada saat ini, mampu mendeteksinya. Dua pekan terakhir, laporan positivitas memang meningkat. Walau jumlah kesakitan dan kematian tetap masih rendah.

“XBB TIDAK lebih ganas dibandingkan Delta, karena ini adalah sub-varian Omicron. Jadi tidak benar juga bahwa XBB lebih ganas daripada gelombang pertama COVID-19,” tambah Tonang.

FAKTA:

Berdasarkan penjelasan di atas klaim terkait COVID-19 Subvarian XBB yang mematikan dan tidak mudah dideteksi adalah keliru dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan. (Knu)

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Gangguan Mata Katy Perry Akibat Vaksin COVID-19

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan