HighScope MUN Bahas Topik Tentang Permasalahan Dunia

Jumat, 20 November 2020 - Ikhsan Aryo Digdo

PADA hari terakhir acara HighScope Model United Nations (MUN), kamis (19/11) semua komite melanjutkan pembahasannya bersama dengan Dais/Mimbarnya. Acara yang digelar secara daring ini mendiskusikan topik-topik mereka masing-masing.

Topik-topik tersebut menyangkut permasalahan-permasalahan dunia yang sedang terjadi sekarang ini. Setiap delegasi mempresentasikan berbagai negara dan berdiplomasi untuk mencoba mencapai perdamaian dunia. Demikian menurut berita pers yang diterima merahputih.com.

Baca juga:

HSMUN Ajak Pelajar SMA Jadi Pemimpin Dunia

HighScope MUN ditutup dengan upacara secara daring. Upacara tersebut Diikuti oleh Majelis Umum. Semua direktur dari masing-masing dewan mempresentasikan solusi dewan mereka dan mengumumkan penghargaan. Penghargaan tersebut termasuk Best Delegate, Outstanding Delegate, Honorable Mention, Best Position Paper, Verbal Commendation, dan Best Directive untuk setiap konferensi.

Setiap peserta membahas permasalahan dunia sekarang ini. (Foto: Pexels/Porapak Apichodilok)

Untuk konferensi Press Corps, mereka mempunyai beberapa penghargaan yang berbeda. Penghargaan tersebut adalah Best Media Piece, Best Pre-Conference Paper, Verbal Commendation, dan Best Press Agency.

Konferensi HighScope MUN berlangsung selama dua hari, 18-19 November 2020. Setiap harinya membahas satu topik untuk diperdebatkan di dalam setiap dewan. Peserta yang semuanya siswa-siswa SMA diharuskan membuat draf resolusi dan perubahan formulir sesuai dengan topik yang diberikan.

Acara hari pertama dimulai dengan sambutan dengan Alduri Asfirka sebagai Sekretaris dan Eva Tantri Mahastri, kepala sekolah SMA Sekolah HighScope Indonesia. Bahasan hari pertama mengenai bagaimana di masa krisis di seluruh dunia saat ini harus dihadapi semua orang.

Baca juga:

PAX West 2020 Batal Akibat Pandemi COVID-19, Diganti dengan Event Online

Semua peserta mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan pembicara tamu kami, Dr. H. Teuku Faizasyah, M.Si. yang sudah bersedia untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan kesempatan untuk belajar. Teuku menceritakan apa yang dipahami mengenai diplomasi dari pengalamannya bekerja untuk negara.

Beberapa peserta juga mendapatkan penghargaan. (Foto: Istimewa)

Sesi konferensi hari pertama dibagi menjadi delapan bidang berbeda dengan masing-masing dewan yang akan memimpin jalan konferensi ini. Delapan bidang tersebut termasuk United Nations Special Summit (UNSS) “Civil War: Dawn of the Sokovia Accords”, United Nations International Children's Fund (UNICEF) “The Functionality of Education in the 21st Century”, United Nations Human Rights Council (UNHRC) “Combating Xenophobia during the Global Pandemic”, United Nations Economic and Social Council (ECOSOC) “Preventing Global Economic Crisis in the Pandemic”, Disarmament and Security Council (DISEC) “The Role of Lethal Autonomous Weapon Systems in International Security”, Special Political and Decolonization Committee (SPECPOL) “Responding to the Escalating Threat of the Yemen Humanitarian Crisis”, Joint Crisis Council (JCC) “The American Civil War: Reshaping the Divide”, dan Press Corps.

Highscope MUN sudah diselenggarakan selama 12 tahun. Acara tahunan ini bertujuan untuk membentuk jiwa pemimpin pemuda Indonesia sejak dini. Yang berbeda tahun ini, HighScope MUN digelar secara daring karena imbas pandemi. (ikh)

Baca juga:

PAX West 2020 Batal Akibat Pandemi COVID-19, Diganti dengan Event Online

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan