Anak-Anak Picky Eater Dapat Jadi Stunting
Rabu, 17 Oktober 2018 -
ANAK susah makan dan pilih-pilih makanan menjadi salah satu masalah yang kerap dihadapi para orang tua. Kondisi dengan istilah picky eater itu biasa ditemukan saat anak memasuki masa pra sekolah.
Jika anak kamu mengalami picky eater maka harus berhati-hati. Jika tidak segera diatasi kecenderungannya akan menyebabkan tumbuh kembang anak terganggu sehingga gagal tumbuh atau stunting.
Picky eater membuat anak kekurangan asupan gizi. Sang anak nantinya akan lebih pendek dibandingkan anak normal seusianya. Selain itu anak akan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017, prevalensi balita stunting di Indonesia terus meningkat yakni 29,6 persen di atas batas yang ditetapkan WHO sebanyak 20 persen dan menduduki peringkat kelima dengan anak gizi buruk di dunia.
Seperti dikutip antara.com, Prof. Dr. Rini Sekartini, SpA, picky eater adalah gangguan perilaku anak yang ada hubungannya dengan perkembangan psikologis tumbuh kembangnya.
Ditandai dengan enggan mencoba jenis makanan baru (neofobia), memilih-milih makanan terutama sayur serta buah, dan paling parah tidak tertarik pada makanan.
"Sebagian besar ibu mungkin anaknya pernah mengalaminya. Anak biasanya hanya mau makan makanan tertentu, sering tutup mulut menolak makanan yang diberikan, bahkan sampai nangis terus-menerus," ujar Prof. Rini, Jakarta, Selasa (17/10).
Picky eater juga ditandai dengan tumbuh kembang terhenti, perubahan perilaku, lesu, kehilangan selera makan dan kurus. Sayangnya banyak orang tua yang kurang paham dengan gejala ini.
Mereka mencari solusi dengan memberikan susu. Padalah merurut Prof Rni susu sebenarnya hanya sebagai pelengkap saja. "Setelah 6 bulan, ditambahkan MPASI (Makanan Pendamping ASI) sebagai pelengkap karena kebutuhan anak meningkat. Setelah 1 tahun anak dapat diberikan makanan keluarga, berupa nasi lauk pauk, sayur dan buah plus susu sebagai pelengkap," tutup Prof. Rini. (yani)