Haryo Pramoe, Sang Koki yang Luncurkan Buku Tentang Motorcycle Club
Kamis, 26 April 2018 -
SEBAGAI seorang yang jago memasak tak melulu Chef Haryo Pramoe berkutat di dapur. Sesekali ia melakukan aktivitas lainnya sebagai hobi. Tak sembarangan, hobi yang digeluti adalah fotografi dan 'bermain' motor.
"Sambil menyelam minum air," mungkin pribahasa tersebut tepat untuk hal yang disenangi pria tinggi besar itu. Ketika ia touring bersama klub motornya, Brotherhood MC dan Bikers Sunnah MC, Chef Haryo mengumpulkan berbagai moment indah dalam bentuk foto.

Di dua klub motor itu, ia memiliki jabatan berbeda. Di Brotherhood MC, Chef Haryo sebagai life member sedangkan di Biker Sunnah MC ia menjadi honorary member.
Luncurkan buku
Kumpulan foto tersebut akhirnya diramu menjadi sebuah buku literasi bagi para penyuka lifestyle bikers berjudul Scenery of Indonesian Motorcycle Clubs, Ganks & Styles. Pria yang kerap muncul di berbagai acara memasak ini seakan ingin membagikan pengalamannya di klub motor yang penuh warna.
Menariknya, buku ini tak melulu berisi foto. Di dalamnya terdapat penjelasan tentang sisi gelap bikers sebagai penyakit sosial masyarakat, konflik serius antar Motocycle Club dan pengertian one percenters (1%-ers) versi dunia dan Indonesia. Hal itu sangat jarang dibahas di dalam buku-buku Motocycle Club.

Nantinya, buku bercover hitam itu dirilis bulan Agustus mendatang dan rencananya akan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa seperti Jepang dan Inggris. Chef Haryo sangat yakin bila buku ini bakal menjadi acuan untuk mengetahui seluk beluk klub motor di Indonesia.
"Buku ini pastinya akan menjadi koleksi kesayangan psycocycle, two wheeler sejati dan bike enthusiast," ucapnya percaya diri kepada Merahputih.com.

Scenery of Indonesian Motorcycle Clubs, Ganks & Styles sebenarnya bukanlah buku pertama Chef Haryo. Sebelum ini, pria dengan tato di tangan kanannya itu telah terlebih dulu meluncurkan buku berjudul Inside looking Out Outside Looking In.
Menyelam di dunia motor sejak kecil
Pengalaman Chef Haryo di dunia motor tak bisa dibilang sebentar. Di masa SMA sekitar tahun 1992, ia pertama kalinya membeli motor Ariel North hunter 1956 seharga Rp 900 ribu di Rawamangun, Jakarta.
Ia juga sempat memiliki motor Heritage Softail Classic, Shovelhead Chopper, Yamaha XS 650cc. Meski demikian ia tak suka menumpuk koleksi. Jika bosan, Chef Haryo akan menjual dan menggantinya dengan yang baru.

"Motor cukup satu saja buat dinaiki bukan dikoleksi," tuturnya
Menurutnya motor bukan hanya kendaraan roda dua saja. Lebih dari itu, motor mencirikan semangat kebebasan, indepedensi, egaliter dan ego sebagai laki-laki. (*)