Gula Rafinasi Bocor dan Dijual Bebas di Pasar dengan Harga Sangat Murah Bikin Petani Rugi

Kamis, 11 September 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menjelaskan penyebab rendahnya penyerapan gula hasil produksi petani adalah karena maraknya peredaran gula rafinasi di pasar. Hal ini disebabkan oleh harga gula rafinasi yang jauh lebih murah daripada gula konsumsi.

Menurut Sudaryono, peredaran gula rafinasi untuk konsumsi rumah tangga adalah tindakan ilegal. Gula rafinasi seharusnya hanya diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman.

"Gula rafinasi itu harganya jauh lebih murah daripada gula konsumsi. Nah kalau gula rafinasi yang lebih murah ini leaking, kan ini namanya kejahatan dong ya," jelas Sudaryono, Kamis (11/9).

Baca juga:

Stok Gula Nasional Menumpuk dan Mafia Pangan Bergentayangan, Pemerintah Didesak Setop Impor Rafinasi Hingga Prioritaskan Petani Tebu Lokal

Sudaryono menambahkan, gula rafinasi yang seharusnya tidak dijual secara eceran atau kiloan kepada masyarakat justru banyak ditemukan di pasar tradisional. Dengan menjual gula rafinasi, pedagang mendapatkan keuntungan lebih besar.

Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menindak tegas para pelaku, mulai dari pedagang hingga perusahaan importir. Pelaku bisa dikenakan sanksi blacklist hingga pidana.

"Petani sudah dirugikan, dan dia ngambil untung dengan cara yang nggak benar. Itu yang harus kita tindak tegas," kata Sudaryono.

Baca juga:

Berbagai Harga Pangan di Jakarta Berfluktuasi, Beras Premium, Minyak Goreng dan Gula Masih Alami Kenaikan

Meskipun belum dapat menyebutkan angka pasti kebocoran, Sudaryono menyatakan bahwa rembesan gula rafinasi ini memiliki dampak signifikan terhadap petani. Penyerapan gula konsumsi dari tebu petani menjadi rendah, menyebabkan kerugian besar.

"Efeknya adalah gula konsumsi yang diproduksi dari tebu petani yang digiling di pabrik gula, itu serapannya rendah. (Kalau) 100 ribu ton macet (tidak terserap) sehingga kan itu merugikannya ya, merugikan petani," tutup Sudaryono.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan