Google Diduga Bayar Apple Rp175,8 Triliun untuk Jadi Pencarian Default
Minggu, 25 Oktober 2020 -
BILA kamu membuka Safari di iPhone atau iPad dan mengetik kueri penelusuran ke dalam bilah alamat, ada kemungkinan bahwa itu akan menjadi default ke Google.
Tentu, beberapa dari kamu mungkin telah mengaturnya secara berbeda, tetapi bagi banyak orang, Google kurang lebih adalah default. Rupanya Google membayar Apple miliaran dollar untuk tetap seperti itu.
Baca juga:
Google Hadirkan Fitur Pencarian Lagu dengan Cara Bersenandung
Kendati telah terdengar kabar di masa lalu bahwa Google telah membayar Apple untuk menjadikannya sebagai mesin telusur default, tapi baru-baru ini diketahui berapa banyak Google membayar Apple untuk hal tersebut.
Hal itu sesuai dengan angka dari gugatan antitrust Departemen Kehakiman AS terhadap Google, di mana dokumen pengadilan telah mengungkapkan bahwa Google membayar antara USD 8 miliar hingga USD 12 miliar atau sekitar Rp175,8 triliun.

Google kini menghadapi gugatan dari Departemen Kehakiman atas dugaan praktik monopoli, pembayaraan kepada Apple tersebut merupakan salah satu contohnya.
Profesor hukum Universitas Miami, John Newman, yang juga mantan pengacara antimonopoli Departemen Kehakim menyatakan pendapatnya soal kasus monopoli Google.
"Ini bukanlah kolusi klasik, di mana dua saingan setuju untuk menaikkan harga dan keuntungan masing-masing. Sepertinya satu monopoli setuju dengan perusahaan lain untuk membagi sewa monopoli," jelas Newman, seperti yang dikutip dari laman ubergizmo.
Baca Juga:
Google Maps Tingkatkan Fitur AR 'Live View', Intip Kecanggihannya

Gabriel Weinberg, CEO dan pendiri mesin pencari DuckDuckGo, mengatakan bahwa karena cengkeraman Google, hanya sekitar 2 persen pencarian terjadi di DuckDuckGo. Angka itu bisa melonjak menjadi 20 persen jika orang memiliki opsi untuk menyetel DuckDuckGo sebagai default di ponsel, katanya.
Di Eropa, ketika orang membeli ponsel cerdas dengan perangkat lunak Google Android, mereka diberi opsi seperti itu, sebagai hasil dari penyelidikan antitrust Eropa terhadap raksasa teknologi AS.
Pilihan mesin pencari alternatif diserahkan kepada tiga penawar tertinggi, sebuah proses yang dikritik oleh DuckDuckGo. Di mana DuckDuckGo berpendapat bahwa menu mesin pencari tidak boleh menjadi pengaturan "bayar untuk bermain".
Sebaliknya, DuckDuckGo mengatakan konsumen harus dapat memilih pesaing Google, apa pun yang mereka inginkan, tanpa perusahaan harus mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan hak istimewa sebagai pilihan. (Ryn)
Baca Juga: