Gerindra Sebut Pernyataan Yaqut 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU' Radikal

Senin, 25 Oktober 2021 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Partai Gerindra mengkritik pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Gerindra Abdul Wachid menilai, pernyataan tersebut menunjukkan kerdilnya cara berpikir Menag dalam melihat esensi keberagaman.

Baca Juga

Hari Santri, Menag Yaqut Apresiasi Kemampuan Pesantren Hadapi COVID-19

"Katanya mengusung konsep agama yang inklusif (terbuka) tapi kok kenyataannya malah eksklusif. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan radikal dan sangat berbahaya terhadap keberagaman yang sudah terjalin dengan baik selama ini," kata Wachid kepada wartawan, Senin, (25/10).

Anak buah Prabowo Subianto ini lantas menyinggung soal paham radikalisme yang selama ini ditentang dan digembar-gemborkan oleh Menag.

"Yang radikal kalau begitu siapa? Saya kira statement semacam itu menandakan bahwa Menag hanya menganggap kebenaran hanya milik golongannya saja. Ini namanya apa kalau bukan orang radikal. Sementara golongan yang lain kurang dianggap," tegas dia.

  Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menyampaikan sambutan di Harlah GP Ansor ke-87. (ANTARA/Tangkapan Layar Youtube GP Ansor)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menyampaikan sambutan di Harlah GP Ansor ke-87. (ANTARA/Tangkapan Layar Youtube GP Ansor)

Menurut Wachid, pernyataan Menag Yaqut bisa menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. "Selain itu bisa bikin gaduh antar umat beragama, juga perpecahan umat islam," imbuhnya.

Wachid juga mengingatkan bahwa Indonesia dibangun bukan hanya oleh satu golongan. Semua golongan, kata dia, punya sumbangsih yang sama dalam membangun negeri ini.

"Negeri ini berdiri ditopang keberagaman bukan ditopang kekerdilan. Khusus klaim dia bahwa Kemenag hadiah negara kepada NU itu sangat menyakitkan. Di dalam penganut agama islam sendiri banyak golongan," tegasnya.

Pernyataan Menag, lanjut dia, menjadi persoalan serius lantaran menanam bibit eksklusivisme di negeri Pancasila yang berspiritkan Bhineka Tunggal Ika.

Untuk itu, Wachid mendesak agar Menag Yaqut segera meminta maaf atas pernyataan yang sudah membuat gaduh dan melukai sejumlah pihak.

"Dia harus minta maaf, kalau tidak mau minta maaf sebaiknya Presiden Jokowi turun tangan dan sampaikan permohonan maaf atas kekeliruan pembantunya itu," pungkasnya. (Pon)

Baca Juga

Harta Kekayaan Gus Yaqut Naik 10 Kali Lipat Setelah Jadi Menag

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan