Gerindra Sebut Pernyataan Yaqut 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU' Radikal


Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di Kota Solo, Jumat (5/3). (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Partai Gerindra mengkritik pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU).
Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Gerindra Abdul Wachid menilai, pernyataan tersebut menunjukkan kerdilnya cara berpikir Menag dalam melihat esensi keberagaman.
Baca Juga
Hari Santri, Menag Yaqut Apresiasi Kemampuan Pesantren Hadapi COVID-19
"Katanya mengusung konsep agama yang inklusif (terbuka) tapi kok kenyataannya malah eksklusif. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan radikal dan sangat berbahaya terhadap keberagaman yang sudah terjalin dengan baik selama ini," kata Wachid kepada wartawan, Senin, (25/10).
Anak buah Prabowo Subianto ini lantas menyinggung soal paham radikalisme yang selama ini ditentang dan digembar-gemborkan oleh Menag.
"Yang radikal kalau begitu siapa? Saya kira statement semacam itu menandakan bahwa Menag hanya menganggap kebenaran hanya milik golongannya saja. Ini namanya apa kalau bukan orang radikal. Sementara golongan yang lain kurang dianggap," tegas dia.

Menurut Wachid, pernyataan Menag Yaqut bisa menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. "Selain itu bisa bikin gaduh antar umat beragama, juga perpecahan umat islam," imbuhnya.
Wachid juga mengingatkan bahwa Indonesia dibangun bukan hanya oleh satu golongan. Semua golongan, kata dia, punya sumbangsih yang sama dalam membangun negeri ini.
"Negeri ini berdiri ditopang keberagaman bukan ditopang kekerdilan. Khusus klaim dia bahwa Kemenag hadiah negara kepada NU itu sangat menyakitkan. Di dalam penganut agama islam sendiri banyak golongan," tegasnya.
Pernyataan Menag, lanjut dia, menjadi persoalan serius lantaran menanam bibit eksklusivisme di negeri Pancasila yang berspiritkan Bhineka Tunggal Ika.
Untuk itu, Wachid mendesak agar Menag Yaqut segera meminta maaf atas pernyataan yang sudah membuat gaduh dan melukai sejumlah pihak.
"Dia harus minta maaf, kalau tidak mau minta maaf sebaiknya Presiden Jokowi turun tangan dan sampaikan permohonan maaf atas kekeliruan pembantunya itu," pungkasnya. (Pon)
Baca Juga
Harta Kekayaan Gus Yaqut Naik 10 Kali Lipat Setelah Jadi Menag
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
KPK Periksa Wasekjen GP Ansor, Dalami Hasil Penggeledahan di Rumah Gus Yaqut

Rampung Diperiksa KPK, Eks Menag Gus Yaqut Bungkam soal Aliran Fee Kuota Haji ke Kemenag

Eks Menag Gus Yaqut Jalani Pemeriksaan KPK Bermodal Map Biru Transparan, Apa Isinya?

Penuhi Panggilan KPK, Eks Menag Yaqut Mengaku Diperiksa Jadi Saksi

KPK Panggil Eks Menag Gus Yaqut terkait Kasus Korupsi Kuota Haji

KPK Ingatkan Eks Menag Gus Yaqut Tidak Mangkir Panggilan Pemeriksaan Hari Ini

Menag dan Ketua DMI Hadiri Peresmian Masjid Raya Baitul Mukhtar BSD City

Ojol yang Tewas Dilindas Mobil Rantis Brimob Didoakan Wafat Sebagai Syuhada

Prabowo Subianto Tak Menyangka Ucapannya di Sidang MPR Jadi Nyata, Ada Kader Partai Gerindra Ditangkap KPK

Habiburokhman Usulkan Anggaran Snack Rapat Dihapus Demi Efisiensi, Cukup Air Putih Saja
