Gerindra Berkelit Cadangan Pangan Terancam jika Program Food Estate Disetop
Senin, 22 Januari 2024 -
MerahPutih.com - Dua Cawapres Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD sama-sama kompak menilai program food estate pemerintah saat ini gagal. Mereka menilai kebijakan yang salah satunya digagas Capres nomor urut 2 yang juga Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto itu tidak layak lagi untuk diteruskan.
Koalisi pendukung Prabowo-Gibran pun langsung bereaksi dengan adanya penolakan dari kubu nomor urut 1 dan 3 yang terjadi saat debat Cawapres, Minggu (21/1) malam kemarin.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan pelaksanaan food estate tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, tegas dia, food estate bisa membuat Indonesia menjadi cadangan pangan dunia dan dalam negeri.
Baca Juga:
Cak Imin dan Mahfud Serang Food Estate, Istana: Perlu Diperbaiki
"Kebijakan ini (food estate) akan terus dilakukan oleh Pak Prabowo karena keniscayaan untuk menjadikan Indonesia sebagai cadangan pangan internasional dan dalam negeri kita," ujar Muzani, dalam sambutannya di acara konsolidasi ratusan kader Gerindra Kota Depok, Senin (22/1).
Menurut Muzani, food estate memerlukan waktu penyesuaian proses tanam dengan kontur tanah dan iklim daerah.
Namun, lanjut dia, program ini harus dimulai dan dikerjakan agar Indonesia bisa swasembada pangan dan tidak terganggu pasar impor dari negara lain yang bisa saja menghentikan impor beras ke Indonesia.
Baca Juga:
Mantan Menteri Lingkungan Hidup Curigai Food Estate, Ekonomi atau Pangan?
Muzani mencontohkan, saat ini sebagian pemenuhan beras untuk dalam negeri melalui impor dari Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Lalu, jumlahnya sangat terbatas karena mereka mulai sadar bahwa kebutuhan pangan dalam negeri mereka adalah prioritas.
“Artinya apa? Ke depan negara-negara lain tidak lagi banyak yang bisa jual pangan ke kita. Maka satu-satunya sumber pangan harus dari tanah kita, sawah kita sendiri," jelas Wakil Ketua MPR itu.
"Ini adalah kebijakan dari Pak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan untuk mempercepat proses tanam pangan apakah itu jagung, singkong, dan padi. Memang melakukan food estate tidak semudah membalikan tangan, karena tanah perlu penyesuaian, perlu waktu," imbuh petinggi Gerindra itu lagi. (Knu)
Baca Juga: