Gara-Gara Rebutan Kucing, Orang Mesir Kuno Bisa Perang
Sabtu, 25 November 2017 -
KUCING adalah hewan magis dalam peradaban Mesir Kuno. Menurut orang-orang pada zaman Mesir Kuno, kucing membawa keberuntungan bagi orang yang memeliharanya.
Sebagai penghargaan kepada kucing, keluarga kaya raya mendandani binatang lucu itu dengan perhiasan. Kucing juga diberi makanan yang bernutrisi tinggi agar sehat.
Sciencemag.com menyebutkan, ketika mati, kucing akan diperlakukan layaknya manusia. Mayatnya diawetkan menjadi mumi. Keluarga pemilik kucing yang berkabung bakal mencukur habis alisnya. Masa berkabung terus berlanjut hingga alis mereka tumbuh.
Jangan pernah membunuh binatang sakral ini. Siapa pun yang membunuhnya, sengaja maupun tidak, akan mendapatkan balasan. Mati seperti kucing yang dibunuh.
Patung dan lukisan kucing peninggalan peradaban Mesir Kuno menjadi bukti kesakralan kucing di masa lalu. Dalam mitos Mesir Kuno, dewa dan dewi punya kekuatan besar bertransformasi menjadi berbagai jenis hewan. Namun hanya ada satu dewi pelindung bernama Bastet yang memiliki kekuatan berubah jadi kucing.
Kucing bukan cuma dianggap berharga oleh rakyat Mesir Kuno. Penguasa Mesir Kuno pun begitu. Kucing dilarang diekspor ke luar negeri. Pelanggar akan dihukum berat. Bahkan, ada beberapa penguasa yang mengirim tentara untuk merebut kembali sejumlah besar kucing yang telah diambil dari Mesir.
Wah, pantas saja di Mesir banyak patung dan lukisan kucing. Ternyata ada sejarah seru di balik kehadiran patung dan lukisan tersebut. Semoga teror bom yang terjadi Jumat (24/11) siang tidak merembet dan sampai merusak seni peninggalan peradaban Mesir Kuno, ya. (*)
Dapatkan berita lain tentang Mesir pada artikel Peradaban Mesir, Geopolitik Penting Perbatasan Asia Afrika.