Filosofi Rumah Adat Orang Baduy

Rabu, 24 Februari 2016 - Ana Amalia

MerahPutih Budaya - Suku Baduy di Rangkasbitung, Banten menjadi salah satu 'harta' yang dimiliki bangsa Indonesia. Pasalnya hingga kini orang Baduy terus melestarikan cara hidup nenek moyang mereka. Dalam setiap keseharian, orang Baduy beraktivitas secara tradisonal termasuk bentuk tempat tinggal mereka berupa Rumah Adat Baduy.

Rumah tradisonal masyarakat Baduy sangat mempertahankan gaya arsitektur tradisonal, bentuknya sederhana tapi menarik, dengan letak tertata rapih yang menghadap ke arah Utara. Arah ini mencerminkan budaya masyarakat Baduy yang peduli terhadap sekitar alam dan lingkungan.

Rumah masyarakat Baduy merupakan rumah panggung dengan bahan bangunan terbuat dari bambu. Atap rumah adat baduy terbuat dari daun yang disebut sulah nyanda. Nyanda berarti sikap bersandar, sandarannya tidak lurus melainkan agah merebah ke belakang. Salahsatu sulah nyanda ini dibuat lebih panjang dan memiliki kemiringan yang lebih rendah pada bagian bawah rangka atap.

Masyarakat Baduy membangun rumah mereka dengan bergotong royong dan saling membantu, Rumah adat baduy ini sendiri terkenal dengan kesederhanaan, dan dibangun berdasarkan naluri manusia yang ingin mendapatkan perlindungan dan kenyamanan.

Orang Baduy tinggal dan bermukim secara turun temurun di wilayah kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung.

BACA JUGA:

  1. Sebelum ke Baduy, Yuk Mampir di Situ Palayangan
  2. Koja Tas Ramah Lingkungan dari Suku Baduy
  3. Wisatawan Dilarang Masuk ke Baduy Dalam, Ada Apa?
  4. Angklung Buhun Pusaka Identitas Masyarakat Baduy
  5. Belajar Hidup dari Orang Baduy

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan