Evaluasi PON 2016, Kemenpora Soroti Masalah Ketertiban
Selasa, 11 Oktober 2016 -
MerahPutih Olahraga - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar konferensi pers evaluasi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di Bandung. Masalah ketertiban menjadi sorotan karena adanya sejumlah kericuhan yang terjadi selama penyelenggaraan pesta olahraga empat tahun sekali itu.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Gatot S Dewa Broto didampingi Staf Khusus Taufik Hidayat dan Sekretaris Umum PB PON XIX dan Peparnas XV tahun 2016 Hadadi mengatakan rangkaian penyelenggaraan telah berlangsung dengan cukup tertib. Namun, dalam penyelenggaraan PON yang dilangsungkan 17-29 September 2016 telah terjadi beberapa insiden seperti yang pernah terjadi pada pertandingan cabang olahraga renang (polo air) yang sempat menimbulkan insiden yang tidak diinginkan serta juga pada cabang olahraga wushu, gulat, dan sepakbola (sinar laser).
Gatot menyatakan pihak panitia telah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penertiban.
"Terjadinya sejumlah insiden tersebut sesungguhnya dapat diminimalisasi seandainya ada peran serta pihak pengurus induk cabang olahraga secara optimal untuk turut mengantisipasi dan meredakan potensi terjadinya insiden," kata Gatot di Media Center, Kemenpora, Jakarta Pusat, Selasa (11/10).
Gatot menambahkan, pihaknya akan merapikan tata kelola pengamanan dan ketertiban pertandingan.
Seperti diketahui, pertandingan semifinal cabang polo air antara tim Jawa Barat bertemu dengan Sulawesi Selatan di Kawasan Olahraga Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (19/9) diwarnai keributan. Sementara itu seorang wasit pertandingan gulat PON 2016 Jabar asal Iran menjadi korban pemukulan oleh pelatih Kalimantan Timur.
Pertandingan cabang olahraga wushu PON XIX Jawa Barat 2016 di GOR Padjajaran Bandung, Rabu (21/9) diwarnai kericuhan. Ketua Panitia Pelaksana cabang olahraga wushu PON Jabar, Edwin Sanjaya, yang menantang wasit/hakim berkelahi.
BACA JUGA: