Epidemiologi UI Usulkan Lockdown Pulau Jawa, Gibran: Kurang Fair

Rabu, 16 Juni 2021 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Pakar epidemiologi dan biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr Pandu Riono, mengusulkan lockdown Pulau Jawa akibat tingginya penambahan jumlah kasus COVID-19. Bahkan jumlah kasus infeksi dan kematian akibat vorona terus meningkat dan berpotensi tak terkendali.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dengan tegas menolak usulan tersebut. Menurutnya, situasi COVID-19 setiap daerah berbeda-beda, sehingga perlu penanganan berbeda pula.

Baca Juga:

Lima Pedagang Batik dari Jepara Positif COVID-19 di Alun-alun Utara Keraton Solo

"Penanganan COVID-19 di daerah tidak semuanya sama. Jadi jangan dipukul rata. Itu namanya kurang fair," kata Gibran di Balai Kota Solo, Selasa (15/6).

Kota Solo saat ini tengah dalam tahap pemulihan ekonomi. Kasus corona dapat ditangani dengan baik. Vaksinasi juga terus dilakukan.

"Jika karantina dilakukan se-Jawa, saya khawatir perekonomian Solo bakal kembali turun," papar dia.

  Pedagang batik dari luar Kota Solo dilakukan tes swab acak, Kamis (10/6). (MP/Ismail)
Pedagang batik dari luar Kota Solo dilakukan tes swab acak, Kamis (10/6). (MP/Ismail)

Ia membandingkan kasus Corona di Solo dengan kasus di Kudus yang mengalami lonjakan kasus COVID-19. Menurut Gibran kondisi penyebaran COVID-19 di Solo jauh lebih baik.

"Jangan bandingkan Solo dengan Kudus soal penanganan corona jauh lebih baik. Jangan semua total lockdown," kata dia.

Baca Juga:

Gibran Umumkan Logo dan Hak Siar Piala Wali Kota Solo

Menutnya,Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM) skala mikro berjalan baik. Satgas Jogo Tonggo pun bertugas dengan baik sehingga tidak terjadi lonjakan kasus.

"Solo vaksinasi cepat, PPKM Mikro berjalan baik. Jogo Tonggo jalan semua mengawasi warga. Kita jauh lebih sehat," tandasnya. (Ismail/Jawa Tengah)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan