Enggak Cengeng, Penyandang Disabilitas Peduli Sesama di Tengah Pandemi

Rabu, 10 Juni 2020 - Ikhsan Aryo Digdo

SIKAP para penyandang disabilitas patut ditiru nih. Mereka tak menyerah apalagi takluk dengan COVID-19. Alih-alih mengeluh, mereka memilih berkontribusi untuk membantu sesama selama pandemi.

Keterbatasan memang ada. Tapi kaum disabilitas enggak cengeng. Mereka enggak cengeng punya keterbatasan. Enggak cengeng juga menghadapi situasi sulit pandemi Corona dengan keterbatasan.

Baca juga:

Gue Enggak Cengeng: Mengemas Mi Ayam, Meluaskan Pasar

Sama seperti kita. Kaum disabilitas juga #DiDumahAja untuk mematuhi imbauan pemerintah. Tapi banyak dari mereka yang tak tinggal diam. Mereka berdiam di rumah untuk menjaga kesehatan sesama. Lalu di luar rumah mereka membantu sesama masyarakat imbas COVID-19.

Di masa pandemi ini banyak orang butuh masker untuk mengikuti prosedur kesehatan. Ini memicu kaum disabilitas untuk memproduksi masker agar setiap lapisan masyarakat dapat mengikuti prosedur kesehatan dengan baik.

Dalam sebuah webinar pada Selasa (9/6), Sekretaris PPDI Padang, Dr. Antoni Tsaputra,S.S, MA mengatakan penyandang disabilitas menunjukan kepeduliannya terhadap sesama selama wabah Corona.

Kaum disabilita berkontribusi dengan memproduksi masker (Foto: Pexels/Karolina Grabowska)

Dalam webinar bertajuk "Dampak Pandemi COVID-19 bagi Penyandang Disabilitas dan Mempersiapkan Normal Baru yang Inklusif", Antoni membuktikan kontribusi yang mereka lakukan melalui sebuah survei. Sebanyak 1.681 (943 laki-laki dan 738 perempuan) penyandang disabilitas, baik itu sensorik maupun fisik terlibat dalam survei itu.

Menurut Antoni, 64 persen responden dalam survei itu mampu berkontribusi di tengah pandemi. "Mereka yang tinggal di kota ikut berkontribusi. Mereka membuat masker kain dan APD," papar Antoni.

Baca juga:

Enggak Cengeng, Warga Ceger Malah Berbagi di Masa Sulit

Para penyandang disabilitas lanjut Antoni juga ikut terlibat dalam penyampaian informasi perlindungan diri terhadap masyarakat. "Mereka juga menggalang dana untuk APD dan lain-lain," tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK), Dr. Ishak Salim, menyatakan para penyandang disabilitas juga tidak kekurangan informasi seputar COVID-19.

Kaum disabilitas mengandalkan televisi sebagai sarana informasi COVID-19 (Foto: Pexels/Cleyder Duque)

Setidaknya 60 persen responden mengatakan sudah mendapat informasi seputar COVID-19 yang cukup. Namun, untuk mendapatkan informasi, penyandang disabilitas lebih mengandalkan televisi ketimbang media sosial. Media televisi juga memudahkan kaum tuli untuk mendapatkan informasi karena menyajikan informasi menggunakan bahasa isyarat.

Meskipun media sosial juga memiliki segudang informasi COVID-19, Ishak menemukan hanya sedikit penyandang disabilitas yang menggunakan media sosial. Menurut Ishak, ini dikarenakan beberapa penyandang disabilitas tinggal di daerah yang kemungkinannya belum ramah teknologi. "Twitter, FB, Instagram paling tidak diminati difabel," tutur Ishak.

Hal serupa juga dirasakan oleh pelajar disabilitas di daerah. Mereka mengalami kesulitan mengikuti kelas Online selama pandemi. Sarana internet masih cukup langka di daerah. "SLB di daerah tidak melakukan belajar online. Sekalinya ada harus membayar Rp300 ribu," tukasnya. (ikh)

Baca juga:

Kita Enggak Cengeng!

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan