Djokovic Trauma Berada di Australia, Ingat Pernah Dideportasi karena COVID-19

Selasa, 07 Januari 2025 - Ikhsan Aryo Digdo

MerahPutih.com - Petenis legendaris Novak Djokovic mengungkapkan perasaan traumatis saat kembali ke Melbourne, Australia. Negara itu menyimpan sejarah menakutkan di hatinya. Saat itu ia dideportasi karena kebijakan peraturan COVID-19 Australia.

"Beberapa kali terakhir saya mendarat di Australia, saya mengalami sedikit trauma," kata Djokovic kepada Herald Sun.

Menurut Djokovic, ia masih terbayang saat itu ditahan oleh otoritas. Rasanya kejadian itu seperti akan terulang lagi bagi Djokovic saat ia menginjakkan kaki di Australia.

"Saya masih memiliki firasat bahwa saya akan ditangkap atau ditahan lagi," papar Djokovic.

Baca juga:

Nadal Pensiun, Novak Djokovic Berikan Penghormatan

Djokovic, yang tidak divaksinasi pada 2022, terpaksa meninggalkan Australia dan melewatkan Australian Open pada tiga tahun lalu. Namun, tahun berikutnya, ia kembali dan memenangkan gelar Grand Slam ke-10.

"Saya tidak menyimpan dendam. Saya langsung datang tahun berikutnya dan saya menang," katanya.

Perdana Menteri Victoria, Jacinta Allan, memilih fokus pada turnamen tahun ini, sementara Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengkritik penanganan situasi oleh pemerintah sebelumnya.

Djokovic kini berharap memenangkan gelar Grand Slam ke-25 yang memecahkan rekor di Australia Terbuka 2025. Apakah ia bisa melawan trauma dan mencetak sejarah? (ikh)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan