Dikarantina, Ribuan Warga Italia Mengikuti Eksperimen Sains Nasional
Senin, 27 April 2020 -
SAAT masyarakat di berbagai belahan dunia sedang menjalankan aturan karantina di rumah karena pandemi COVID-19, ribuan warga Italia justru berpartisipasi dalam percobaan sains nasional di Negeri Pizza tersebut.
Pada momen ini, Dewan Riset Nasional Italia mengambil keuntungan dari jumlah orang yang sedang mengkarantina diri di rumah. Meminta mereka untuk membantu mengumpulkan informasi tentang polusi cahaya, khususnya seberapa banyak efek cahaya dari jalan ke rumah-rumah warga Italia.
Baca juga:

Pada Maret 2020, lebih dari 7.000 orang Italia mengunduh aplikasi untuk berpartisipasi dalam proyek sains warga bernama #scienzasulbalcone, yang diterjemahkan menjadi sains di balkon.
Untuk mengumpulkan informasi bagi dewan penelitian, peserta diwajibakan mematikan semua lampu yang ada di rumah mereka dan mengarahkan kamera ponsel mereka saat menggunakan aplikasi pada sumber cahaya paling terang yang menyinari tempat tinggal mereka. Aplikasi ini mengukur kecerahan cahaya dan melaporkan data tersebut kepada para peneliti.
Ada peserta dari setiap provinsi di Italia yang menjadi wakil dalam penelitian yang berlangsung dari 23 Maret hingga 25 Maret 2020 tersebut.
"Pandemi ini berisiko menimbulkan keraguan tentang sains, karena banyak berita palsu yang beredar," ujar Alessandro Farini pada laman Nature. Farini adalah seorang ilmuwan visi di Institut Optik Nasional Italia di Florence dan salah satu penyelenggara percobaan.
"Dengan eksperimen ini, kami ingin membawa warga lebih dekat dengan teknik pengukuran, untuk membiarkan mereka melihat proses yang umumnya rumit ini dan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam metode ilmiah." Tambahnya.
Sulit bagi para ilmuwan untuk mengumpulkan informasi tentang polusi cahaya. Hal ini membutuhkan akses luas ke rumah-rumah orang, dan biasanya di saat malam hari. Namun data ini penting bagi para ilmuwan dan kesehatan masyarakat. Polusi cahaya dapat membahayakan pandangan astronom tentang ruang dan juga melemahkan sistem kekebalan tubuh bagi orang yang tinggal di dalamnya.
Baca juga:
Perbedaan Antara Green Tourism, Ecotourism dan Sustainable Tourism

Tidak mengherankan, data menemukan bahwa ada polusi cahaya hampir dua kali lebih banyak di wilyah perkotaan daripada di wilayah pedesaan Italia.
Eksperimen sains hanyalah salah satu dari sedikit kegiatan yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang sedang dikarantina. Di Prancis, seorang pria berlari layaknya maraton sejauh 423 km. ia berlari bolak-balik melewati balkon rumahnya. Sedangkan di Spanyol, orang-orang bermain Bingo bersama tetangga dari balik jendela mereka.
Masa karantina di Italia dan Prancis telah diperpanjang hingga Mei, sementara Spanyol memulai sedikit mengurangi pembatasannya yang memungkinkan karyawan yang tidak memiliki posisi vital untuk kembali bekerja. Italia juga kembali membuka beberapa toko, mengutip tren optimis dalam data COVID-19 negara tersebut. (lgi)
Baca juga:
Ingin Belajar Bertani Organik Sambil Menginap Gratis? Kamu Bisa Ikutan Program Ini!