Damri Berhenti Beroperasi, Pemkot Bandung Kerahkan Trans Metro
Rabu, 03 November 2021 -
MerahPutih.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung mengerahkan tambahan enam unit armada di tiga koridor angkutan Trans Metro Bandung (TMB). Penambahan unit ini guna menjaga layanan transportasi di Kota Bandung saat berhentinya sebagian rute bus Damri.
Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Angkutan Dishub Kota Bandung, Yudhiyana menuturkan, penambahan unit bus TMB tersebut yakni untuk rute Cibiru-Cibeureum, Cicaheum-Cibeureum dan Cicaheum-Sarijadi. Masing-masing koridor ditambah dua unit armada. Saat ini, Dishub memiliki lima koridor bus TMB. Masing-masing koridor beroperasi delapan unit armada.
Baca Juga:
Asyik, dari Malioboro ke Parangtritis Kini Bisa Naik Damri
"Kita memberikan solusi sementara. Kita meluncurkan beberapa armada tambahan di beberapa rute TMB. Namun akan kita evaluasi terus terkait tambahan armada tersebut," ucap Yudhiana di Balai Kota Bandung, Selasa (2/11).
Ia menegaskan, penambahan unit TMB ini memang ditempatkan di koridor yang sebelumnya beririsan dengan rute bus Damri. Namun, untuk koridor Antapani-Leuwipanjang dan Antapani-St. Hall tidak ditambah.
Yudhiana menuturkan, hasil pengamatan di lapangan, berhentinya sebagian besar rute bus Damri tak membuat ledakan penumpang di TMB. Hanya ada peningkatan jumlah penumpang sebesar 15 persen.
"Peningkatan tidak signifikan karena mungkin larinya juga tidak ke TMB semua. Ada moda angkutan lainnya seperti angkot, maupun memakai angkutan pribadi dan ojeg online," ujarnya.
Yudhiana tetap merancang sejumlah strategi agar pelayanan transportasi di Kota Bandung tak terganggu lantaran sejumlah rute bus Damri berhenti beroperasi. Di antaranya dengan menyesuaikan ritase TMB.
"Artinya mengatur pola keberangkatan di waktu sibuk dan tidak sibuk. Frekuensi layanan yang biasanya TMB dan Damri koordinasi dan bersinergi mengatur keberangkatan. Sehingga pengaturan frekuensi tersebut tidak mengganggu layanan," terangnya.
Ia menegaskan, kondisi penurunan penumpang sebetulnya tidak hanya dialami oleh Damri. Saat pandemi Covid-19 juga turut mempengaruhi moda transportasi umum lainnya.
Yudhiana menyebutkan, hingga Oktober kemarin pendapatan TMB sepanjang 2021 masih belum mencapai angka Rp 2 miliar.

Padahal, tepat sebelum pandemi melanda pada 2019 silam menjadi raihan pendapatan tertinggi TMB yang bisa menyentuh angka Rp 5,6 miliar dalam satu tahun.'
"Target cukup jauh dan bisa kita lihat karena faktor penumpang itu sangat kecil. Bukan hanya TMB, Damri ataupun angkot (angkutan kota) juga itu mengalami penurunan penumpang. Itu lebih dari 50-60 persen," katanya.
Sementara itu, kejaksaan Negeri (Kejari) Bandung mengusut adanya dugaan kasus korupsi penggelapan uang di Perum DAMRI Cabang Bandung yang membuat perusahaan itu rugi sekitar Rp 1,2 miliar.
Kasi Pidsus Kejari Bandung Taufik Effendy mengatakan penggelapan uang pendapatan perusahaan (UPP) itu diduga dilakukan seorang karyawan berinisial SS dalam kurun waktu 2016 hingga 2018.
"Dari Tahun 2016 hingga November 2018, terdapat beberapa UPP yang tidak disetor ke kas DAMRI Cabang Bandung, yang mana diakui oleh SS bahwa benar," kata Taufik. (Imanha/ Jawa Barat)
Baca Juga:
Pemerintah Timor Leste Dukung Pengoperasian Damri Rute Kupang-Dili