Dampak Konflik Suriah 66 Ribu Orang Kehilangan Tempat Tinggal

Jumat, 29 Juni 2018 - Eddy Flo

MerahPutih.Com - Konflik Suriah tidak hanya menelan banyak korban jiwa, tapi juga menimbulkan kerugian material yang luar biasa besar. Selain menciptakan gelombang pengungsian yang tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah manusia, konflik Suriah juga menyebabkan 66.000 orang telah kehilangan tempat tinggal.

Berdasarkan data yang dihimpun organisasi kemanusiaan PBB, sampai Jumat (29/6) puluhan ribu warga sipil kehilangan rumah dan korban jiwa terus berjatuhan di wilayah Suriah Selatan.

Kebanyakan orang yang kehilangan rumah dilaporkan menyelamatkan diri derah Dara'a Timur ke arah perbatasan Jordania. Banyak di antara mereka masih terdampar di daerah gurun tanpa akses ke bantuan kemanusiaan, kata Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Pengungsi Suriah
Pengungsi internal anak dari provinsi Deraa tidur di dalam sebuah tenda di dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki oleh Israel, di Quneitra, Suriah (ANTARA FOTO/REUTERS/Alaa al-Faqir)

Sedikitnya 13.000 orang telah menyelamatkan diri menuju Gubernuran Quneitra dan ratusan orang lagi dilaporkan telah menyelamatkan diri ke daerah yang dikuasai pemerintah di Gubernuran As-Sweida, tambah OCHA.

Sebagaimana dilansir Antara dari Xinhua, Lembaga Donor PBB memperkirakan jumlah orang Suriah yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka akan terus bertambah sementara permusuhan berlangsung terus.

Mengenai korban jiwa, OCHA mengatakan sedikitnya 29 warga sipil telah dilaporkan tewas akibat serangan yang berasal dari darat dan serangan udara pada Rabu, dan tak kurang dari 50 orang dilaporkan telah tewas sejak 17 Juni.

Para perempuan pengungsi Suriah
Pengungsi Suriah Sahira Zoubi mengerjakan tas tangan baru, dibuat dari koran daur ulang, di sebuah pabrik daur ulang di kota Irbid (ANTARA FOTO/Freya Dowson/Action Against Hunger)

Meskipun jalur yang dulu digunakan oleh rombongan antar-lembaga lintas-perbatasan dari Jordania masih terbuka, rombongan yang direncanakan dalam dua hari belakangan ini ditunda akibat permusuhan yang berkecamuk dan keprihatinan mengenai keselamatan.

OCHA berjanji bahwa PBB memantau situasi dengan seksama dan rombongan itu akan melanjutkan perjalanan segera setelah situasi keamanan memungkinkan.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Tingkatkan Kunjungan Warganya, Kedubes China Luncurkan Film Bertema Wisata Indonesia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan