Citarum Tak Kunjung Bersih, Inovasi Ini Dijamin Manjur Kata Ridwan Kamil
Kamis, 18 Januari 2018 -
MerahPutih.com – Masalah pencemaran Sungai Citarum hingga saat ini belum kunjung tuntas. Bahkan sejak Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjabat dua periode pun masalah itu tak beres. Padahal sebelumnya Aher sapaan akrab Gubernur sesumbar bahwa sebelum masa jabatannya habis masalah Citarum akan selesai, airnya bisa diminum masyarakat.
Namun masalah itu tetap tak kunjung tuntas. Hingga akhirnya Presiden Joko Widodo sampai turun tangan. Masalah Citarum ini pun menarik perhatian salah satu calon Gubernur Jawa Barat 2018 Ridwan Kamil. Dirinya memiliki solusi salah satunya mengurangi limbah yang masuk ke Sungai Citarum dengan cara pipa gendong.
“Saya meyakini, inovasi ini saya yakini bisa menjadi solusi konkret jangka pendek memperbaiki kualitas air sepanjang Sungai Citarum,” beber Ridwan Kamil yang juga seorang arsitek ini.
Menurut Emil, pipa gendong adalah pipa raksasa untuk menampung pipa-pipa kecil pembuangan dari rumah-rumah sepanjang sungai yang biasanya langsung mengalir ke sungai.
“Kotoran dari pembuangan di pipa raksasa itu secara reguler dalam jangka waktu tertentu bisa disedot untuk kemudian dibuang ke tempat yang lebih memadai,” ujarnya.
Menurutnya, permasalahan yang dihadapi di Kota Bandung saat ini adalah banyaknya pemukiman yang berada di bantaran sungai yang posisinya membelakangi sungai. Hal tersebut membuat limbah-limbah kotoran seringkali dialirkan ke sungai.
“Mereka batas ruang belakangnya (rumahnya) kan menghadap ke sungai. Memindahkan pemukimannya kan nggak mudah. Maka, jangka pendeknya adalah minimal buangan ke sungainya tidak langsung,” ucapnya.
Dengan adanya pipa gendong itu, pria yang akrab disapa Emil ini berharap bisa mengurangi volume limbah yang setiap hari masuk ke Daerah Aliran Sungai (DAS) AS Citarum. Bahkan dirinya mengungkapkan, setiap hari ada 20,4 ribu ton limbah organik dan anorganik yang masuk ke Citarum dari hulu ke hilir. Dari jumlah tersebut, 71 persennya tidak bisa terangkut.
Selain itu, aliran sungai sepanjang 297 km itu juga dicemari dengan kotoran manusia dan ternak sebanyak 35-65 ton per hari, serta 280 ton limbah kimia. Data juga menunjukkan adanya peningkatan kandungan logam berat dan bakteri E. coli yang melebihi batas aman.
Padahal, sungai tersebut dimanfaatkan oleh 27,5 juta warga DKI Jakarta dan Jawa Barat, menjadi sumber air minum 80 persen penduduk DKI Jakarta, serta mengaliri 420 ribu hektare lahan pertanian.
“Sebenarnya, hari ini warga Bandung sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan sungai. Hal itu terbukti dari berkurangnya sampah yang ada di sungai sampai 40 persen dibandingkan tahun lalu. Untuk itu, saya sangat bersyukur,” tegasnya. (*)
Berita ini merupakan laporan dari Yugi Prasetyo, kontributor merahputih.com untuk wilayah Bandung dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya dalam artikel: Wiranto Ancam Perusahaan Terlibat Kongkalikong Sungai Citarum