China Dominasi Pasokan Bra Berbahan Non Katun ke Indonesia

Kamis, 15 Agustus 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Badan Pusat Statstik mencatatan, nilai impor Indonesia pada Juli 2024 mencapai 21,74 miliar dolar AS atau mengalami peningkatan sebesar 17,82 persen secara bulanan dan 11,07 persen secara tahunan. Penyumbang utama peningkatan nilai impor secara bulanan dan tahunan adalah impor bahan baku/penolong.

BPS menyebut impor pakaian dan aksesoris (rajutan) atau dengan kode HS61 dari Tiongkok sepanjang Januari sampai Juli 2024 mengalami penurunan 4,75 persen.

Selain itu, komoditas pakaian dan aksesoris (bukan rajutan) atau kode HS62 juga mengalami penurunan sebesar 7,17 persen. Penurunan cukup tinggi adalah barang berjenis bra berbahan non katun atau kode HS6216099.

Tetapi BPS mencatat, terjadi kenaikan impor untuk HS61 sebesar 55,46 persen dan HS62 sebesar 29,01 persen pada Juli 2024. Untuk HS61 utamanya berasal dari Tiongkok, Vietnam, Bangladesh, Turki dan Italia. Sementara HS62, berasal dari Tiongkok, Bangladesh, Vietnam, Hongkong dan Maroko.

Baca juga:

Warga Diharapkan Pilih Produk Lokal Dibanding Produk Impor Ilegal

Amalia mengatakan, data ekspor maupun impor akan lebih baik jika dilihat secara kumulatif. Sebab, ada banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan nilai apabila dilihat secara bulanan.

"Kalau kalau bulanan nanti dipengaruhi oleh proses waktu pengiriman, kemudian stok setiap bulan, mungkin akan berbeda. Tapi kalau kita lihat bagaimana performance ekspor maupun impor suatu negara itu lebih baik kita lihat dalam angka yang sudah diakumulasikan," kata Amalia.

Tercatat, seluruh komponen golongan penggunaan barang selama Juli 2024 mengalami peningkatan nilai impor apabila dibandingkan bulan sebelumnya. Golongan bahan baku/penolong meningkat USD 2,35 miliar (17,21 persen), diikuti oleh barang modal USD 636,1 juta (21,21 persen) dan barang konsumsi USD 298,3 juta (16,79 persen).

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan