Chatgpt Mengalami Penurunan Pengguna?
Senin, 11 September 2023 -
PADA awalnya Chatgpt memiliki trafik yang sangat tinggi dan meluas penggunaannya. Ini merupakan inovasi AI yang paling pertama dan sangat memudahkan pekerjaan banyak orang.
Sayangnya ketenaran itu sepertinya tidak bertahan lama. Gizmodo menuliskan bahwa pengguna Chatgpt terus menurun selama tiga bulan berturut-turut.
Baca Juga:
WhatsApp akan Berikan Opsi untuk Mematikan Fitur Pesan Video Instan

ChatGPT produk OpenAI melejit pada bulan November tahun lalu, dengan pengguna melampaui 100 juta. Namun pada perjalanannya pada bulan Maret mulai menunjukan penurunan. Dari 8,7 menit waktu yang dihabiskan pengguna di situs tersebut menjadi tujuh menit pada bulan Agustus.
Tercatat pada bulan Juni dan Juli, jumlah pengguna aktif di ChatGPT turun hampir 10% setiap bulannya. Kemudian mulai sedikit stabil di bulan Agustus. Ini membuat para ahli berpikir bahwa para siswa yang sedang berlibur musim panas turut andil dalam penurunan tersebut.
Laman Similarweb menyebutkan bahwa pengguna ChatGPT turun 3% secara global pada bulan Agustus. Namun di Amerika Serikat malah menunjukan peningkatkan sampai 4%. Laman ini menuliskan teori menyebutkan bahwa trafik web ChatGPT turun selama musim panas adalah karena sekolah libur,. Kemudian yang membantu menjelaskan tren trafik stabil di bulan Agustus karena sekolah di AS mulai aktif lagi.
ChatGPT umumnya digunakan oleh para mahasiswa, Similarweb mendokumentasikan dalam laporan bulan Agustus, menyebutkan bahwa mereka membentuk lebih dari seperempat orang dewasa yang menggunakan alat AI tersebut.
Baca Juga:

David F. Carr, Senior insights manager di Similarweb menjelaskan bahwa siswa yang mencari bantuan pekerjaan rumah tampaknya menjadi bagian dari teknologi ini. Prosentase pengguna situs web yang lebih muda menurun selama musim panas dan sekarang mulai bangkit kembali.
survei terpisah yang dilakukan oleh Intelligent.com mencatat bahwa mahasiswa sarjana dan pascasarjana semakin banyak menggunakan ChatGPT. Survei tersebut menanyai 1.223 siswa; 30% mengatakan bahwa mereka menggunakan ChatGPT untuk tugas sekolah pada tahun ajaran 2022-2023.
Meskipun kelompok yang pada survei itu kecil, para guru telah menyatakan keprihatinannya bahwa sebagian besar siswa mereka menggunakan ChatGPT. Mereka mengimplementasikan perangkat lunak ke dalam kelas untuk mendeteksi tugas yang diselesaikan dengan menggunakan AI.
Sekolah-sekolah lain malah melangkah lebih jauh dengan menambahkan pedoman ke dalam regulasinuya. Fakultas Hukum Universitas Michigan menyebutkan bahwa calon mahasiswa tidak boleh menggunakan ChatGPT atau alat kecerdasan buatan lainnya sebagai bagian dari proses pendaftaran. (aqb)
Baca Juga: