Cegah Kebocoran Data, Kementerian Pendidikan Jepang Kembangkan AI Generatif
Senin, 31 Juli 2023 -
KEMENTERIAN Pendidikan Jepang berencana mengembangkan program kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) generatif. Tujuannya menghasilkan hipotesis medis dan ilmiah dengan belajar dari terbitan penelitian dan gambar riset.
Program ini juga akan membantu dalam penyusunan terbitan ilmiah dengan meneliti literatur masa lalu. Ke depan, peneliti akan berinteraksi dengan AI generatif untuk mengusulkan dan menguji hipotesis baru.
Kementerian Pendidikan percaya, alih-alih mengandalkan teknologi asing, lebih baik mengembangkan teknologi dalam negeri. Menurut mereka, mengandalkan teknologi asing dapat berakibat pada kebocoran data.
"Kementerian Pendidikan berharap dapat menjamin keamanan data dan meningkatkan daya saing nasional," tulis laman asia.nikkei.com
AI generatif Kementerian Pendidikan difokuskan lebih dulu untuk penelitian medis. Ranah lainnya akan ditambahkan pada masa mendatang.
Baca juga:
Kementerian Pendidikan memperkirakan biaya pengembangan AI generatif untuk satu ranah mencapai 30 miliar yen atau Rp 3,2 triliun. Mereka akan mengumpulkan pendanaan untuk tahap pengembangan awal pada tahun anggaran 2024.
Lembaga penelitian Riken akan memimpin upaya tersebut. Rencananya adalah membuka teknologi untuk digunakan di laboratorium dan perusahaan luar sebagai uji coba mulai dari tahun fiskal 2025.
Proyek ini diharapkan berlangsung selama delapan tahun, dengan teknologi yang tersedia untuk para peneliti nasional mulai tahun fiskal 2031.
Data penelitian tambahan akan dimasukkan ke AI generatif yang dikembangkan agar mampu mengidentifikasi zat yang menyebabkan penyakit atau merancang bahan untuk digunakan dalam bidang medis atau industri.
Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa bahkan dengan AI, jangka waktu penelitian dapat diringkas. Setidaknya mencapai sepersepuluh dari yang seharusnya.
Baca juga:
Selain Jepang, Pemerintah AS melalui Departemen Energi dan Laboratorium Nasional Argonne mengumumkan rencana pengembangan AI generatif sejak Mei lalu untuk penelitian ilmiah.
Perusahaan AS, Open AI dan Google, memimpin pengembangan AI generatif. "Sementara di Jepang, perusahaan NTT, SoftBank, dan lainnya sedang mengerjakan AI kompatibel dengan bahasa Jepang," sebut asia.nikkei.com.
Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas di bidang yang berkaitan dengan penulisan, seperti surel, dokumen, dan pencatatan. Namun, Jepang belum membuat banyak kemajuan di bidang yang dapat diterapkan pada penelitian ilmiah.
Pemerintah juga akan meningkatkan infrastruktur untuk penelitian tersebut. Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri akan memperkenalkan superkomputer baru untuk penelitian pada tahun 2024.
Kementerian Pendidikan akan meningkatkan daya komputasi superkomputer Fugaku Riken agar lebih mudah digunakan dalam penelitian AI generatif. (dru)
Baca juga: