Buntut Rentetan Kecelakaan Transjakarta, Seluruh Sopir Bakal Jalani Test Psikologi

Selasa, 23 September 2025 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - PT Transjakarta membantah anggapan kecelakaan bus yang menabrak toko di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu disebabkan rem blong.

Bus yang mengalami kecelakaan di Jalan Minangkabau, Setiabudi, pada 6 September itu merupakan Damri 240177 yang merupakan jenis bus listrik. Sementara masa kerja pramudi yang mengendarai bus itu terbilang cukup lama, yakni sekitar 8 tahun 10 bulan.

Dengan berbagai kejadian atau buntut tiga kali kasus kecelakaan pada bulan ini, perusahaan menetapkan seluruh sopir atau pramudi bus Transjakarta akan menjalankan asesmen psikologi.

Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza mengatakan, tes psikologi ini dilakukan usai berdiskusi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengevaluasi layanan Transjakarta yang mengalami kecelakaan.

Baca juga:

Buntut Tiga Kecelakaan Beruntun, Transjakarta Gandeng KNKT untuk Jamin Keamanan Transportasi Publik Jakarta

"Yang kemarin pada saat bicara dengan KNKT perlu dibuat yang lebih advance, sehingga aspek psikologis sebelum menaiki kendaraan itu juga bisa dilakukan assessment dengan baik," kata Welfizon di Jakarta, Selasa (23/9).

Dari hasil diskusi dengan KNKT, Transjakarta perlu menyusun standarisasi modul keselamatan pramudi yang tidak hanya melibatkan teknikal, namun juga aspek mental kepada lebih dari 11 ribu sopir Transjakarta.

Sebab, berdasarkan hasil pemeriksaan, dua dari tiga kecelakaan Transjakarta yang menabrak bangunan serta kendaraan dalam bulan ini disebabkan oleh human error dan kondisi psikologis pramudi.

"Kondisi yang terjadi dalam dua kecelakaan terakhir, di mana pada saat pramudi dihadapkan pada kondisi yang cukup genting dan itu menimbulkan kepanikan. Jadi salah satu decision process yang harus diperkuat, sehingga pada saat dihadapkan pada kondisi-kondisi yang kritis itu tetap bisa lebih tenang," ucap Welfizon.

"Kami targetkan dalam tiga bulan ke depan kita akan punya satu acuan pramudi Transjakarta, baik dari sisi soft skill, technical skill, dan psikologisnya punya acuan yang baik," sambungnya.

Tiga kecelakaan yang sorotan, pertama pada Sabtu, 6 September lalu, Transjakarta menabrak toko di Jalan Raya Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan. Insiden mengakibatkan seorang warga penjaga toko luka.

Kemudian Kamis, 18 September kemarin satu unit bus Transjakarta mengalami tabrakan dengan truk kuning di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

Lalu pada Jumat, 19 September, bus Transjakarta menabrak kios, rumah, dan kendaraan milik warga di Jalan Raya Stasiun Cakung, Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Ada 6 orang mengalami luka, yang terdiri dari pramudi atau sopir bus, seorang warga, dan 4 orang pelanggan. (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan