Bukan Cuma Pantai, Kamu Juga Bisa Belajar Membatik di Tanjung Lesung
Selasa, 02 Oktober 2018 -
POTENSI wisata Tanjung Lesung bukan cuma pantainya saja. Semenjak ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, pihak pemerintah daerah di sana menggenjot berbagai pembangunan termasuk desa wisata.
Misalnya Desa Wisata Cikadu yang sempat merahputih.com kunjungi saat ajang Rhino X-Triathlon tanggal 29-30 September lalu. Sayang, bersama wartawan lain kami datang terlalu sore, jadi aktivitas di desa sudah mulai sepi.

Berbagai aktivitas bisa kamu lakukan di tempat ini termasuk membatik. Kamu dapat belajar di Sanggar Seni Batik Cikadu. Di sana disediakan alat-alat untuk membatik seperti canting, lilin (malam), dan lainnya. Ada juga alat untuk membatik cap.
Jika datang di waktu siang, kamu akan melihat warga yang sibuk membatik di sana. Menurut pihak pengelola ada sekitar 30 warga dibina untuk bisa membatik. Rata-rata aktivitas tersebut dilakukan oleh ibu-ibu dan pelajar.
Proses membuat batik memang tidak mudah. Untuk mendapatkan satu kain batik tulis maka dibutuhkan waktu selama satu bulan. Jika polanya lebih sulit maka waktu pengerjaannya menjadi lebih lama.
"Itu yang bikin batik tulis harganya mahal," ucap seorang pengelola kepada merahputih.com.

Jika ingin membuat batik tulis kamu harus membuat polanya lebih dulu di atas kain putih. Setelah itu tutup pola tersebut dengan lilin mengunakan canting. Kemudian diamkan hingga kering. Setelah itu beri pewarna yang akan mengubah warna kain kecuali pola tadi.
Usai belajar dan melihat warga membatik kamu juga bisa membeli hasil karya mereka. Di sana disediakan ruang khusus untuk menjual batik hasil karya warga. Mungkin batik dengan motif lesung atau badak bisa menjadi pilihanmu.
Berdasarkan pengelihatan merahputih.com, Desa Wisata Cikadu belum sepenuhnya selesai. Di sana-sini masih ada terlihat pembangunan, termasuk rumah warga. Setelah dicari tahu ternyata untuk mempercantik desa, setiap rumah yang masih semi permanen diminta direnovasi dengan biaya pemerintah sebesar 70 persen dari total harga renovasi.

Tak jauh dari sanggar, kamu bisa mampir ke Wisata Salak Birus, yakni argowisata yang dikelola oleh PT Banten West Java (BWJ), pengelola KEK Tanjung Lesung. Kamu bisa memanen, atau menanam salak ini sambil menikmatinya.
Salak birus sendiri adalah hasil persilangan salak lokal dengan (Salacca zalacca) dan salak pondoh (Salacca edulis). Rasanya sangat manis, bahkan hampis sama dengan gula pasir. Bentuknya kecil, dengan tektur renyah dan kering saat dikunyah. Sayang, saat merahputih.com ke sana salak birus belum memasuki masa panen. (yani)