BPIP Sebut Aksi Brutal KKB Terhadap Nakes di Papua Sangat Melukai Bangsa

Senin, 27 September 2021 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Kasus penembakan kepada tenaga kesehatan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo berharap bahwa kasus ini bisa segera diusut.

"Kita berharap aparat keamanan segera bertindak untuk mengusut kasus ini secara transparan demi tegaknya martabat hukum," ujar Benny kepada Merahputih.com di Jakarta, Senin (27/9).

Baca Juga:

Konflik dan Kekerasan di Papua Cerminan Rendahnya Perhatian Elite Politik di Jakarta

Benny menyayangkan kekerasan yang terjadi di Papua. Karena, para korban merupakan warga sipil yang seharusnya dilindungi. "Tenaga medis, guru, dan yang menjadi korban adalah warga sipil yang seharusnya dilindungi," tutur Benny.

Ia menduga, kekerasan muncul karena manifestasi. Padahal seharusnya manusia bisa mengendalikannya, karena memiliki akal budi dan rasio kepada Tuhan untuk mengendalikan dirinya.

"Faktor kekerasan banyak bisa balas dendam, harga diri, dan banyak. Kultur kekerasan menjadi kultur yang terus menerus karena dianggap model mencari solusi," tegas Benny.

Nakes korban KKB di Papua.(Foto: Antara)
Nakes korban KKB di Papua.(Foto: Antara)

Benny menambahkan jika kekerasan ini dijadikan sebagai solusi maka akan terus terulang. Salah satu cara untuk menghentikannya adalah dengan cara rekonsiliasi.

"Selama dianggap menjadi solusi satu-satunya maka ini akan terus terjadi.Cara menghentikan kekerasan dengan cara membangun budaya rekonsiliasi," lanjut Benny yang juga rohaniwan Katolik ini.

Membangun peradaban, nilai keutamana belas kasih, nilai persaudaraan, nilai konsiliasi, harus digunakan dalam mengambil kebijakan dan keputusan bukan dengan kekerasan.

"Meja perundingan adalah hal paling penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk menyelesaikan masalah," tuturnya.

Baca Juga:

Pemerintah Pusat Perkuat Dua Pendekatan di Papua

Benny berharap aparat keaman segera bertindak untuk mengusut kasus ini secara transparan demi tegaknya martabat hukum.

Sebelumnya, seorang tenaga kesehatan bernama Gerald Sokoy hilang dalam kontak senjata antara TNI-Polri dengan OPM di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9). Seorang nakes bernama Gabriella Meilan meninggal dunia dalam kejadian itu.

Merujuk laporan yang diberikan TNI-Polri, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) merusak sejumlah fasilitas kesehatan. Mereka disebut menyerang sejumlah tenaga kesehatan di Kiwirok. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan