BPIP Minta Pemuda Galang Kekuatan Lawan Paham Radikal

Senin, 12 April 2021 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Antonius Benny Susetyo mengakui kekuatan anak muda sangat penting bagi pemasyarakatan dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila.

Hal tersebut sebagai upaya untuk memutus mata rantai dan melawantindakan intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Baca Juga

Waspadai Konten Radikalisme Melalui Internet

"Dalam melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme, diperlukan kekuatan dari anak muda untuk menjadi pemutus rantai", ucapnya kepada MerahPutih.com di Jakarta, Senin (12/4).

Ia juga mengajak peserta untuk selalu bergotong royong menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam berbangsa dan bernegara.

“Mari tunjukkan kepada dunia kita memiliki Pancasila, mari membangun kebersamaan dengan dasar Bhinneka Tunggal Ika", imbuh Benny yang juga rohaniwan Katolik ini.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo (MP/Kanugraha)
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo (MP/Kanugraha)

Dirinya juga menilai radikalisme mudah terpapar dan berkembang pesat kepada orang-orang yang merasa sendirian.

"Budaya kematian, sebutnya, adalah budaya takut hidup dan menghadapi kenyataan dan kekecewaan serta kesepian. Dan mereka disasar dengan menggunakan dunia maya. Chatting, kontak personal, para agen meyakinkan mereka", sambung Benny.

Menurutnya padahal pengamalan Pancasila harus berasal dari nilai ketuhanan, yang merupakan sumber dari nilai-nilai yang lain. Pengamalan ini pun tercermin dalam bagaimana orang bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

“Orang yang bertuhan tidak menghancurkan karakter manusia. Menurut Hatta, orang bertuhan menyadari kedaulatan Tuhan diatas segala-galanya”, tegas Benny.

Ideologi kematian sudah menjadi ancaman kita bersama, sehinga tidak boleh dibiarkan terutama anak-anak muda yang sangat rentan menjadi sasaran tindakan-tindakan tidak beradab itu.

“Tugas anda adalah menjadi pemutus kata, bukan penggiat kata. Anda mengkoreksi, menjadi lebih aktif di sosmed untuk mengawasi paham radikalisme, dan memutuskannya”, tutupnya.

Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, FX. Adji Samekto menjelaskan, revitalisasi Pancasila juga harus dilakukan di berbagai bidang, termasuk bidang hukum dan budaya.

Dalam bidang budaya pun, Adji menekankan bahwa pendidikan atas nilai-nilai Pancasila sangat penting.

"Pancasila selama ini dikenalkan sebagai ilmu pengetahuan, bukan dasar hidup. Ini yang perlu dibenahi”, jelasnya.

Dia mengajak para peserta mendukung kegiatan untuk merintangi tantangan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

“Mari membangun kerja sama antar umat beragama secara konkrit, relasi antar umat beragama diperkuat dan Pancasila diutamakan bukan sebagai ilmu pengetahuan saja”, imbaunya. (Knu)

Baca Juga

BPIP Ungkap Paham Radikal Tak Hanya Ada di Satu Agama Saja

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan