Bos BUMN Penerima Revolusi Mental Award Tersangka Korupsi, Gerindra: Bukti Jokowi Gagal
Senin, 10 Desember 2018 -
MerahPutih.com - Direktur Utama Perum Jasa Tirta II (Dirut PJT II) Djoko Saputro yang pernah meraih penghargaan Revolusi Mental Award sebagai salah satu The Best Leader resmi ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam dugaan korupsi pengadaan pekerjaan jasa konsultan Tahun 2017.
Gerindra melihat penetapan tersangka sosok bos BUMN yang menerima penghargaan dari pemerintah itu sebagai bukti nyata kegagalan program pemberantasan korupsi di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini konyol namanya. Peraih penghargaan kini menjadi tersangka di KPK. Pertanyaannya, bagaimana kinerja oknum BUMN lain yang tidak mendapat perhargaan?" kata Politisi Partai Gerindra, Ferry Juliantono, Senin (10/12).
Penghargaan Revolusi Mental Award sebagai salah satu The Best Leader itu diberikan kepada Djoko Saputro di Hotel JS Luwansa, Jakarta, pada 25 April 2018 lalu.
Djoko dianggap memiliki Etos Kerja Terbaik Silver Winner. Revolusi Mental Awards 2018 diadakan oleh Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan BUMN Track.

"Revolusi mental kan selama ini hanya slogan. Saat kampanye 2014 saya ingat betul, ini slogan yang sangat dimuliakan oleh Jokowi, Tapi ternyata revolusinya mental," sindir Ferry lagi.
Ferry juga menyinggung mengenai banyaknya kepala daerah dari PDIP yang kini menjadi pesakitan ditetapkan tersangka oleh KPK.
"Revolusi mental itu harusnya dari dalam diri sendiri, dari dalam partai sendiri. Ini teriak antikorupsi tapi malah kadernya yang banyak tertangkap KPK, timsesnya ditangkap KPK," terang Ferry.
Lebih lanjut, Ferry juga kembali mengingatkan data yang dimiliki Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebut partai politik yang melaporkan audit penggunaan dana parpol hanya Partai Gerindra. Parpol lain belum melaporkan audit penggunaan dana parpol tersebut.
"Ayo kalau mau hitung-hitungan, partai mana yang paling banyak koruptornya? partai mana yang paling transparan?. Saya tantang partai pendukung Jokowi kalau mau hitung-hitungan dengan data yang ada," tandas Ferry. (Pon)