BMKG Deteksi Ada Gelombang Seismik, Berbahayakah?

Jumat, 28 Desember 2018 - Noer Ardiansjah

MerahPutih.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada pukul 05.00 WIB mendeteksi adanya gelombang seismik di zona Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda.

Hasil analisis BMKG aktivitas seismik ini memiliki magnitudo setara M=3,0. Episenter terletak di Gunung Anak Krakatau tepatnya pada koordinat 6,08 LS dan 105,41 BT pada kedalaman 1 km.

Meski demikian, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menegaskan, aktivitas seismik ini tidak berpotensi tsunami.

"Episenter terletak di Gunung Anak Krakatau tepatnya pada koordinat 6,08 LS dan 105,41 BT pada kedalaman 1 km. Aktivitas seismik ini, tidak berpotensi tsunami," kata Rahmat ketika dikonfirmasi Jumat (28/12).

Alat sensor gempa BMKG. (Foto: Istockphoto)
Alat sensor gempa BMKG. (Foto: Istimewa)

Berdasarkan hasil penelitian guncangan yang terjadi, menurut dia, merupakan gempa dangkal yang diakibatkan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

Rahmat pun meminta kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu berkembang yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan bentuk gelombangnya (waveform), tampak bahwa aktivitas seismik ini merupakan gempa dangkal yang diperkirakan akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau," katanya.

Pergerakan Gunung Anak Krakatau ini tercatat oleh 7 stasiun seismik milik BMKG di sekitar Selat Sunda yaitu Cigeulis (CGJI), Serang (SBJI), Sukabumi (SKJI), Muara Dua (MDSI), Cacaban (CNJI), Bungbulang (BBJI), dan Tanjung Pandan (TPI).

"Hasil monitoring pada beberapa stasiun pasang surut (tide gauge) milik Badan Informasi Geospasial (BIG) di sekitar Selat Sunda menunjukkan tidak ada catatan perubahan muka air laut (tsunami)," tandasnya. (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan