Bitcoin dan Ethereum Ikut Terpengaruh, Trader Crypto Perlu Waspadai Dampak Peristiwa Global
Senin, 22 September 2025 -
MerahPutih.com - Pergerakan harga mata uang digital, seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH), terbukti sangat sensitif terhadap peristiwa atau kebijakan global yang memengaruhi ekonomi secara luas. Salah satu contoh terbaru adalah serangan Israel ke Qatar, yang memicu koreksi harga pada berbagai aset kripto.
Setelah Israel menargetkan pemimpin senior Hamas di Qatar beberapa waktu lalu, pasar global mengalami gejolak. Bitcoin dan Ethereum langsung turun lebih dari 1%, sementara pasar beralih ke aset yang dianggap lebih aman seperti emas dan minyak.
Data likuidasi menunjukkan risiko meningkat, dengan posisi leverage hampir USD 52 juta hilang dalam satu jam, di mana trader long menanggung kerugian terbesar. Ethereum menyumbang USD 11,9 juta dan Bitcoin USD 10,5 juta dari total kerugian.
Baca juga:
Cermat Memilih Aplikasi Crypto Wallet: Ketahui Fitur, Jenis, hingga Tips Aman Penggunaannya
Di sisi lain, emas dan minyak melonjak akibat meningkatnya permintaan aset aman, Bitcoin cenderung mengikuti perilaku aset berisiko. Trader dengan cepat mengurangi risiko mereka, berpindah ke stablecoin dan aset tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin belum sepenuhnya berperan sebagai 'emas digital' dalam kondisi krisis.
Pada September 2025, emas memperpanjang tren positifnya hingga empat minggu berturut-turut, menembus USD 3.659 per ons. Data dari Crescat Capital menunjukkan bank sentral asing kini memegang lebih banyak emas dibandingkan US Treasuries.
Para analis memperkirakan harga emas bisa mencapai USD 4.000 atau lebih tinggi. Sejumlah analis, termasuk Joe Consorti dan Tephra Digital, menunjukkan bahwa Bitcoin biasanya mengikuti pergerakan emas dengan jeda waktu tertentu.
Dengan potensi pemotongan suku bunga, Q4 2025 diprediksi menjadi periode menarik bagi pergerakan BTC, dengan kisaran harga diperkirakan antara USD 167.000 hingga USD 185.000.
Meski demikian, investor tetap perlu memperhatikan risiko volatilitas tinggi pada aset kripto. Aktivitas jual beli crypto harus dilakukan dengan riset mandiri (DYOR) dan menggunakan dana yang tidak akan dibutuhkan dalam waktu dekat (uang dingin). Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab trader dan investor.
Baca juga:
Bagi para trader yang ingin melakukan perdagangan cryptofuture, dianjurkan untuk menunggu dan menganalisis dampak geopolitik secara cermat. Pasalnya, Bitcoin dan Ethereum mengalami penurunan signifikan, sementara aset seperti Solana dan XRP masing-masing turun 1,5%, dan Dogecoin mencatat kerugian terbesar sebesar 3,2%.
Sebelum membeli SOLUSDT atau aset kripto lainnya, penting untuk memahami dampak geopolitik dan memilih aplikasi trading yang tepat. Tidak semua platform menyediakan fitur trading futures. Beberapa platform di Indonesia yang mendukung trading futures dengan leverage dan charting lengkap, salah satunya adalah Pintu Futures.
Pintu Futures merupakan fitur trading derivatif di aplikasi Pintu yang memungkinkan pengguna memperdagangkan kontrak berjangka aset kripto dengan leverage. Dengan antarmuka yang sederhana, dukungan leverage tinggi, stop order, limit order, dan biaya trading kompetitif, platform ini cocok untuk trader pemula maupun profesional. (*)