Berikut Perkembangan Holding BUMN Farmasi dalam Produksi Obat COVID-19

Selasa, 06 Oktober 2020 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com – Pandemi COVID-19 memicu semua pihak bergerak bersama. Tak terkecuali di bidang farmasi di mana Holding BUMN Farmasi berlomba membuat vaksin dan obat buat penyakit yang ditimbulkan SARS CoV 2 atau virus corona.

Holding BUMN Farmasi terdiri dari PT Bio Farma, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma.

Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir menyatakan, bergabungnya entitas BUMN farmasi dalam suatu naungan holding diharapkan dapat membantu pemerintah dalam percepatan penanggulangan pandemi COVID-19 di Indonesia.

“Baik dari sisi pencegahan melalui penyediaan vaksin, penanganan melalui pengobatan dan pemberian multivitamin, maupun melalui penyediaan alat kesehatan,” kata Honesti Basyir, dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (6/20).

Baca Juga:

Vaksin COVID-19 dari Tiongkok Segera Datang, Ma'ruf Amin: Kalau Misalnya Tidak Halal Ya Tidak Masalah

Honesti Basyir yang juga menjabat Direktur Utama Bio Farma bilang, di holding perusahaan vaksin berpusat di Bandung ini sebagai induk Holding BUMN Farmasi. Bio Farma memiliki tugas untuk pengadaan vaksin COVID-19, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Sinovac, di mana saat ini masih dalam tahap uji klinis.

Sampai dengan akhir September 2020 yang lalu, terdapat 1.319 relawan sudah mendapatkan suntikan pertama, 656 relawan sudah mendapatkan suntikan kedua, dan 244 relawan dalam tahap pengambilan darah pasca suntikan kedua.

Hingga saat ini, belum ada dilaporkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat vaksin atau vaksinasi.

Hal tersebut disampaikan oleh Honesti Basyir di sela-sela rapat kordinasi Holding BUMN Farmasi di Jakarta, 4 Oktober 2020.

Anggota BUMN Holding Farmasi PT Kimia Farma Tbk mampu memproduksi obat untuk penanganan COVID-19, yaitu Favipiravir yang dapat dipergunakan untuk terapi COVID–19.

Sementara PT Indofarma siap memasarkan obat anticorona Remdesivir dengan nama dagang Desrem. Obat ini diproduksi Mylan Laboratories Limited, atas lisensi dari Gilead Sciences Inc, Foster City dan United States of America.

Ilustrasi - Botol botol dosis vaksin virus corona baru atau COVID-19 di laboratorium. (ANTARA/Shutterstock/pri)
Ilustrasi - Botol botol dosis vaksin virus corona baru atau COVID-19 di laboratorium. (ANTARA/Shutterstock/pri)

Selain Favipivar, PT Kimia Farma Tbk, dan anak usahanya, PT Phapros Tbk telah berhasil memproduksi juga beberapa obat untuk penanganan COVID-19 antara lain Chloroquine, Hydroxychloroquine, Azithromycin, Favipiravir, Dexamethasone dan Methylprednisolon.

Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo mengatakan, pihaknya juga memproduksi beberapa multivitamin penambah daya tahan tubuh seperti vitamin C (tablet dan injeksi), Becefort, Fituno dan Geriavita sebagai tambahan produk untuk menjaga daya tahan tubuh.

Verdi Budidarmo menambahkan, untuk jenis obat Favipiravir yang dapat dipergunakan untuk terapi COVID–19, sudah dapat diproduksi sendiri oleh Kimia Farma, dan merupakan produk pertama di Indonesia yang dikembangkan sendiri oleh BUMN.

Favipiravir hasil produksi dari PT Kimia Farma mendapatkan Nomor Ijin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta akan didistribusikan ke seluruh layanan kesehatan sesuai dengan regulasi pemerintah.

Selain obat-obatan dan multivitamin, PT Kimia Farma Tbk melalui jaringan ritelnya juga mendistribusikan alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer serta melakukan layanan pemeriksaan yaitu rapid test yang hasil produksi PT Kimia Farma Tbk sendiri dan PCR Test di seluruh jaringan layanan kesehatan PT Kimia Farma Tbk yang tersebar di seluruh Indonesia.

Anggota Holding BUMN Farmasi lainnya, PT Indofarma Tbk beserta seluruh grup usahanya mendukung upaya pemerintah dalam hal penekanan penyebaran COVID-19 di tanah air melalui berbagai jenis produk antara lain Oseltamivir 75gr Caps yang merupakan antiviral unggulan yang saat ini telah menjadi rujukan sebagai protokol pengobatan COVID-19 di berbagai rumah sakit.

Oseltamivir 75 gr Caps merupakan produk yang telah memiliki sertifikat tingkat kandungan dalam negeri senilai 40.06 persen, telah diproduksi sendiri oleh PT Indofarma Tbk dengan kapasitas produksi sebesar 4.9 juta kapsul per bulan. Diharapkan dapat mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Produk penanganan COVID-19 lainnya adalah Desrem Remdesivir Inj 100 mg yang merupakan produk antiviral hasil produksi Mylan Laboratories Ltd, yang akan dipasarkan PT Indofarma dalam waktu dekat.

Baca Juga:

Indonesia Harus Fokus Kembangkan Vaksin COVID-19 Dalam Negeri

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto membeberkan, pihaknya akan memasarkan Desrem Remdesivir Inj 100mg, yang telah mendapatkan persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) di Indonesia dan telah disetujui oleh BPOM melalui penerbitan nomor izin edar yang sudah diterbitkan pada tanggal 30 September 2020.

"Desrem Remdesivir Inj 100mg akan mulai dipasarkan pekan depan, merupakan obat yang digunakan untuk penggunaan pada pasien rawat inap COVID-19 dalam kondisi sedang-berat. Kemudian untuk ketersediaan stok untuk bulan ini, sudah ada sebanyak +/- 400.000 vial dengan harga yang tentunya terjangkau oleh masyarakat," ungkap Arief Pramuhanto.

Arief Pramuhanto menambahkan, selain obat-obatan, PT Indofarma juga telah memproduksi alat kesehatan seperti medical face mask 3Play (Inamask), hand sanitizer (Clind), rapid test (Smart Diagnostic COVID-19) hingga mobile diagnostic real time PCR, produk isolation transport hingga virus transport media (VTM). (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Meski Mendesak, Peluncuran Vaksin COVID-19 Mesti Persiapan Matang

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan