Berikut Jawaban Ahok Soal Jakarta Kota Paling tidak Aman di Dunia
Rabu, 28 Januari 2015 -
MerahPutih Nasional- Menurunkan pemberitaan mengenai hasil penelitian lewat survey yang dikeluarkan oleh Economist Inteligent Unit (EIU) pada Selasa (27/1) dimana menunjukan Jakarta sebagai Kota paling tidak aman di dunia mendapat tanggapan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok.
Kepada wartawan yang menemuinya di gedung Balai Kota, Rabu (28/1), Ahok menegaskan, keamanan Ibu Kota menjadi tanggung jawab pihak kepolisian. Termasuk memberantas preman.
"Itu polisi sudah tangkapin preman-preman. Kita pasang CCTV, nanti yang tidak aman kita lumpuhkan semua," ujar Ahok.
Ia menambahkan, pihak Pemprov hanya bertindak sebagai pihak yang membantu pengamanan di wilayah DKI Jakarta.
"Kami sudah sumbang motor 300 lebih kepada Brigif (Brigadir Infantri) termasuk kepolisian. Kami akan monitor setiap sudut," pungkas Gubernur DKI tersebut
Sebelumnya, hasil penelitian dan survey yang dikeluarkan oleh EIU ini disusun dengan menggunakan empat indikator utama yaitu keamanan digital, jaminan kesehatan, infrastruktur, serta keamanan pribadi.
Pada indikator keamanan digital, Jakarta berada pada posisi 48 yang hanya setingkat lebih baik dari Istanbul (Turki) dan Teheran (Iran).
Adapun untuk indikator urusan jaminan kesehatan, Jakarta menempati 44 dunia mengalahkan Mumbai (India), Abu Dhabi (UEA), Istanbul (Turki), Teheran (Iran), Johannesberg (Afrika Selatan), dan Ho Chi Minh City (Vietnam).
Sementara pada indikator infrastruktur, Jakarta menempati posisi 48 dunia dengan nilai indeks 54,02, diatas Meksiko dan Ho Chi Minh.
Sedangkan dalam indikator keamanan pribadi, Kota Jakarta berada di peringkat 45, sedikit lebih baik dari Sao Paolo, Teheran, Beijing, bahkan Moskow.
Hasil Survey EIU ini juga menyertakan Jakarta yang duduk dalam posisi buncit dalam kategori kota dengan pendapatan per kapita rendah yaitu di bawah US$ 100 ribu. Jakarta bergabung bersama Delhi, Mumbai, dan Ho Chi Minh. (man)