Benarkah Australia Ikut Memengaruhi Harga Sapi Indonesia?

Kamis, 13 Agustus 2015 - Luhung Sapto

MerahPutih, Bisnis-Banyak pihak mempertanyakan, kenapa Indonesia hanya memilih Australia sebagai importir terbesar untuk pasokan sapi? Seorang importir, sebut saja Mr X mengungkapkan, pihak importir sebenarnya menunggu regulasi baru agar keran impor dari negara lain seperti Brasil dan India dibuka.
 
"Regulasi pemerintah kan sebenarnya tinggal membuka saja dan bisa disesuaikan dengan kuota. Saat ini memang Australia menjadi satu-satunya eksportir terbesar di Asia Tenggara untuk sapi. Waktu itu memang ada isu kalau sapi di India dan Brasil terkena penyakit mulut dan kuku, jadi ada pertimbangan lain. Nah, kalau memang sampai sekarang dianggap (memiliki penyakit mulut dan kuku), apa kabar negara lain yang mengimpor sapi dari Brasil dan India?" urainya sambil bersungut-sungut saat ditemui Merahputih.com, Rabu (12/8) di Jakarta.
 
"Malaysia impor sapi dari India, enggak ada masalah tuh," ujarnya lagi bersemangat.
 
"Kalau sekarang sapi dari Brasil dan India belum boleh masuk, ini ada apa? Padahal, beberapa waktu lalu kami sudah sempat melihat-lihat ke Brazil tapi belum ada tindak lanjut (dari pemerintah)," ujarnya.
 
Menurutnya, sesuai dengan hukum ekonomi, di mana ada pesaing, pasti harga akan berkompetisi.
 
"Teorinya seperti itu (persaingan menumbuhkan kompetisi harga). Kalau Australia ada pesaing, katakanlah India atau Brasil, otomatis kan Australia akan berpikir bagaimana sapinya bisa tetap masuk ke Indonesia, tentu dengan harga yang kompetitif," jelasnya.
 
Menurut lelaki yang sudah menjadi importir sapi sejak tahun 1990-an itu, Australia saat ini leluasa menentukan harga jual sapi yang diekspor ke Indonesia.
 
"Jadi kalau permintaan sedang sedikit, mereka (Australia) menurunkan harga, nah pas permintaan banyak, mereka para asosiasi eksportirnya kompak menaikan harga. Australia itu pintar mengatur ritmenya," terangnya lagi.
 
Dikatakan, harga sapi dari Brasil dan India memang lebih murah daripada Australia meski sebetulnya ia memahami, pemilihan sapi Australia dilandasi faktor geografis yang lebih dekat.
 
"Kalau importir kan memang dasarnya mencari untung, kalau setelah dihitung menguntungkan, pasti kita ambil yang dari Brasil dan India. Nah, dibuka saja dahulu kerannya, jadi kita bisa berhitung," tuturnya. (wan)
 
Baca Juga: 
 
Masalah Swasembada Sapi, Importir Merasa Australia Bukan Negara Bodoh

Kisruh Kartel Sapi, Importir: Pemerintah Tinggal Tindak, Selesai!

Importir: Sapi Bukan Barang yang Bisa Ditimbun

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan