Begini Doa Selusuh dan Irama Khas Angklung Gubrak dalam Ritual Tujuh Bulanan
Sabtu, 29 Oktober 2016 -
MerahPutih Budaya - Selain sebagai musik pemanggil hujan, seni musik tradisional angklung gubrak juga dipercaya sebagai pengiring doa selusuh bagi ibu hamil, saat tujuh bulanan. Doa selusuh dalam ritual tujuh bulanan dalam ritual tujuh bulanan, dipercaya bisa memberikan kelanjacaran saat ibu hamil melahirkan.
Sarkani, pengurus Sanggar Angklung Gubrak Putra Kemuning di Kampung Tonjong, RT 04/02, Desa Kemuning, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang menuturkan, pergeseran dari ritual memanggil hujan hingga menjadi musik pengiring doa selusuh dalam ritual tujuh bulanan, ini juga didapat Ki Gedoy pencetus musik unik dari Kabupaten Tangerang ini lewat mimpi.
Dalam ritual tujuh bulan tersebut, angklung gubrak dimainkan berkeliling sekitar rumah si ibu hamil tujuh bulan sebanyak tujuh kali. Sambil sang pawang membacakan doa seusuh. Sebelum angklung gubrak dimainkan, terlebih dahulu seluruh alat musik dikumpulkan berdiri dengan ujung menyatu. Dua bedug dog-dog lojor ditaruh di bawah angklung. Dalam menata alat ini juga tidak boleh diletakkan sembarangan, alias peralatan angklung gubrak ini menghadap ke utara dan selatan. Setelah itu, sang pawang membacakan mantera, yang di dalamnya terdapat doa selusuh, sambil membakar kemenyan.
Seorang seniman sedang mempertunjukan cara memainkan Angklung Gubrak (Foto: MP/Widi Hatmoko)
“Dulu, hampir semua orang hamil yang usianya tujuh bulan, itu nanggap angklung gubrak, untuk meminta supaya waktu kelahiran diberikan kelancaran. Tapi bener itu mah, semua lancar, karena kan doa selusuh,” ujar Sarkani kepada merahputih.com.
Ia juga mengungkapkan, saat ini angklung gubrak sudah jarang digunakan dalam ritual tujuh bulanan. “Makanya, sekarang banyak orang hamil melahirkan sampai dioperasi. Kita masih mempercayai doa selusuh ini bisa memberikan kelancaran dalam melahirkan. Dulu kan enggak ada orang hamil lahirnya dioperasi,” katanya.
Amin, salah seorang praktisi seni musik tradisional angklung gubrak mengungkapkan, saat ini sudah ada generasi di bawahnya yang siap meneruskan seni musik tradisional angklung gubrak tersebut. Pemain angklung gubrak ini sendiri, kata Amin, dimainkan oleh satu keluarga, yaitu kakak, adek, serta keponakannya. Dan, populasi musik tradisional angklung gubrak ini sendiri, sudah tidak ada lagi. Hanya satu yang sampai saat ini masih ada, yaitu di sanggar angklung gubrak Putra Kemuning, di Kampung Tonjong, RT 04/02, Desa Kemuning, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang.(Wid)
BACA JUGA: