Beda Versi Jumlah Pengidap HIV Mensos dan WHO
Kamis, 17 Desember 2015 -
MerahPutih Peristiwa - Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, mengugkapkan adanya perbedaan versi dalam merumuskan jumlah masyarakat Indonesia yang mengidap HIV dengan data WHO.
Hal itu disampaikan Mensos dalam sebuah seminar di Jakarta pada Rabu (16/12). Khofifah berbicara mengenai penyebaran epidemik virus HIV/AIDS dan juga mengungkap perbedaan pandangannya dalam merumuskan jumlah masyarakat Indonesia yang terinveksi virus HIV/AIDS.
"WHO itu di kali 100 kalau ada lima hal. Antara lain, kalau dia melakukan seks bebas, pasangannya tidak mau pakai kondom, itu salah satu yang menjadi kerentanan orang terinveksi HIV/AIDS, mari kita cek bagaimana di negeri kita," terang Khofifah.
Kemudaian Khofifah juga menjelaskan mengapa banyak orang yang enggan menggunakan alat kontrasepsi, seperti kondom.
"Yang kedua adalah, pasangan yang tidak mau menggunakan kondom itu, diikuti oleh kultur masyarakat yang menstigma dan mendiskriminasi itu. Makin jauh kemungkinan proses psycho social recovery-nya, itulah yang membuat WHO mengkalikan 100 tapi saya mereduksi 10%nya sehingga sekitar 2,5 juta masyarakat pengidap HIV AIDS di Indonesia," jelasnya.
Menurut Khofifah, angka 2,5 juta yang dirumuskannya berasal dari kultur masyarat Indonesia yang berbeda dengan masyarakat di negara lain.
"Life style itu karena dia terpapar karena gaya hidup yang menjadikan dia rentan, jadi dia rentan karena gaya hidupnya yang memungkinkan terinveksi HIV AIDS karena pergaulan bebas atau free seks. Kalau dulu tahun 2000an, itu kebanyak terinveksi karena jarum suntik, tapi sekarang kebanyakan terinveksi karena hubungan seksual," jelasnya. (aka)
BACA JUGA: