Asupan Tepat Protein Hindarkan Anak dari Risiko Stunting

Rabu, 17 April 2024 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - INDONESIA telah menetapkan tujuan Indonesia Emas 2045. Namun sayang, isu stunting masih menjadi perhatian. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI mengungkapkan, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, diperlukan penurunan angka stunting yang signifikan. Penurunan ditargetkan hingga 14 persen di 2024. Dengan begitu, tujuan zero stunting di 2030 mungkin dicapai.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah pasti banyak upaya yang harus dan dapat dilakukan bersama, mulai dari unit terkecil di masyarakat, yaitu keluarga. Keluarga perlu memastikan pemenuhan gizi anak cukup untuk tumbuh kembangnya. Orangtua memegang peranan untuk memilih makanan yang mendukung tumbuh kembang anak.

Spesialis gizi klinik di RS Mitra Kemayoran, Jakarta, Dr dr Luciana Sutanto, MS SpGK(K) menjelaskan pemenuhan gizi anak ini sebenarnya sudah dituangkan di pedoman makan yang disusun Kementerian Kesehatan lewat Peraturan Menteri Kesehatan No 41 Tahun 2014. “Di pedoman gizi seimbang itu dijelaskan bagaimana porsi makan untuk anak, yaitu terdiri dari makan utama yang lengkap tiga kali satu hari, ditambah dua sampai tiga kali selingan,” kata Luciana dalam keterangan yang diterima Merahputih.com.

Baca juga:

Ia memaparkan makan utama terdiri dari sumber karbohidrat, yang sehari-hari kita sebut sebagai makanan pokok, ada lauk pauk yang menjadi sumber protein, baik itu hewani dan nabati, dan dilengkapi sayur dan buah. Pola makan sehat dengan kandungan gizi yang cukup dan seimbang membantu orangtua memastikan anak mampu mencapai potensi maksimal mereka dalam tumbuh kembangnya dan terhindar dari risiko stunting ataupun hambatan pertumbuhan lainnya.

Satu hal penting untuk dicermati, yakni kunci menurunkan stunting dan menghindari risiko hambatan pertumbuhan ialah protein. Konsumsi asam amino esensial bersumber dari protein merupakan variasi asupan protein. Jika dibandingkan dengan protein nabati, protein hewani mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dan sesuai dengan kebutuhan tubuh, serta mempunyai bioavailabilitas atau kemampuan diserap yang lebih tinggi.

Asam amino yang merupakan bagian terkecil dari struktur protein ternyata memiliki banyak fungsi, seperti membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, memastikan produksi hormon pertumbuhan, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

“Secara khusus, saya ingin menekankan pentingnya protein, karena protein merupakan sumber asam amino yang sangat diperlukan tumbuh kembang anak, jadi harus dilengkapi baik jenis maupun jumlahnya,” kata Luciana. Menurutnya, komposisi protein hewani dianjurkan untuk lebih banyak dikonsumsi daripada protein nabati karena protein hewani lebih mudah diserap tubuh dan jenis asam aminonya lebih lengkap jadi bisa memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak.

Sejalan dengan pernyataan Luciana mengenai pentingnya asupan asam amino, banyak penelitian yang sudah membuktikan korelasi erat antara kadar asam amino yang rendah di dalam tubuh dan kasus anak stunting. Sebuah studi yang dimuat di EBioMedicine menyebut kadar asam amino esensial maupun nonesensial yang bersirkulasi di dalam tubuh anak-anak yang mengalami stunting secara signifikan lebih rendah jika dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami stunting.

Oleh karena itu, pemenuhan asam amino di masa pertumbuhan memiliki peranan penting karena membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, merangsang produksi hormon pertumbuhan, meningkatkan penyerapan nutrisi, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan mempercepat pemulihan penyakit.(*)

Baca juga:

Kualitas dan Gaya Hidup Baik saat Remaja Bantu Tekan Angka Stunting

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan