Antrean Panjang Bubur Samin Banjar Masjid Darussalam Tradisi Ramadan di Solo

Rabu, 13 Maret 2024 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Ratusan orang antre menunggu jatah bubur Samin Banjar di Masjid Darussalam, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (12/3) petang jelang magrib.

Pembagian bubur Samin gratis ini merupakan tradisi selama bulan Ramadan penuh yang disediakan komunitas Banjar, Kalimantan Selatan di Solo sejak puluhan tahun.

Warga mulai mengantre panjang di pintu masuk masjid sejak pukul 14.30 WIB. Takmir masjid mulai membagikan bubur samin pukul 15.30 WIB atau selepas Salat Azhar.

Baca juga:

Kasus DBD Solo Naik, Dengarkan Pesan Kadinkes dan Gibran

Terlihat beberapa warga membawa wadah makanan mulai dari mangkuk, rantang sayur hingga tempat makanan berukuran sedang. Satu per satu warga pun memberikan wadah yang mereka bawa kepada petugas yang langsung mengisinya dengan bubur.

Adapun bubur samin sendiri terbuat dari beras sebagai bahan pokok, kemudian daging sapi, susu, santan, rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih kayu manis, kapulaga, jahe, lengkuas serta minyak samin yang membuatnya memiliki cita rasa gurih berempah dan membuat menu ini berwarna kuning.

Warga mengantre bubur Samin di Masjid Darussalam, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (12/3). (MP/Ismail)

“Makanan khas Kota Banjar, Kalimantan Selatan yang menjadi tradisi di Masjid Darussalam dibagikan gratis masyarakat setiap bulan Ramadan penuh,” ujar Ketua Takmir Masjid Darussalam M Rosyidi Muchdor pada Merahputih.com, Selasa (12/3).

Menurut dia, tiap hari selama ramadan panitia mengolah 45 kilogram beras untuk menghasilkan sekitar 1.200 porsi bubur samin. “Ada 1.000 porsi kita bagikan kepada masyarakat yang mau. Kemudian yang 200 untuk takjil di Masjid Darussalam. Nantinya untuk takjil kita juga ada kopi susu, kurma dan beberapa buah,” kata dia.

Baca juga:

5 Tradisi Ramadan Unik dari Seluruh Dunia

Lebih jauh, Rosyidi menjelaskan tradisi bubur samin sudah ada sejak tahun 1965. Namun saat ini hanya untuk takjil jamaah Masjid Darussalam saja.

“Baru pada tahun 1985 dibagikan juga kepada masyarakat umum yang mau. Sedangkan untuk tradisi buka bersama di masjid tersebut sudah ada sejak tahun 1930 atau saat itu masih berupa langgar,” papar dia.

Satu warga yang mengantre bubur samin, Margono (46) mengaku sudah belasan tahun selalu datang ke Masjid Darussalam saat ramadan untuk mendapatkan bubur samin.

“Dari dulu selalu ke sini untuk ngantre bubur samin. Karena rasanya beda dengan bubur yang dijual umum dan semakin istimewa karena hanya dibagikan saat ramadan. Jadi tidak pernah terlewat ke sini,” ungkap dia. (Ismail/Jawa Tengah)

Baca juga:

Tradisi Ramadan Unik di Aceh, Berburu Daging di Hari Meugang

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan