Antisipasi Penularan Corona, Keuskupan Agung Jakarta Tiadakan 'Salam Damai' dan 'Air Suci'
Kamis, 19 Maret 2020 -
MerahPutih.Com - Mengantisipasi merebaknya virus corona, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) menerapkan sejumlah tata cara ibadah baru sementara.
Sekertaris KAJ Romo Adi Prasojo mengatakan, pihaknya menganjurkan untuk meniadakan proses salam damai untuk sementara.
Baca Juga:
Belum Ada Upaya Luar Biasa Pemerintah Lindungi Kaum Pekerja Dari Ancaman Corona
"Salam damai ditiadakan. Penerimaan komuni hanya diperkenankan melalui tangan saja. Berkat anak ditiadakan," terang Adi dalam keterangannya, Rabu (18/3).
Gereja juga tak menyediakan air suci sebelum umat memasuki dalam gereja. Bila dimungkinkan, gereja diminta menyemprotkan cairan disinfektan ke lingkungan gereja.

"Tidak disediakan air suci di depan gereja. Menyediakan kotak kolekte di depan gereja. Apabila dimungkinkan, silakan untuk melakukan penyemprotan disinfektan di dalam dan lingkungan/kompleks gereja," sebut Adi.
Adi mengatakan, kebersihan didalam gereja akan dimaksimalkan.
"Jendela dan pintu gereja dibiarkan terbuka. Bersihkan lah kursi, tempat berlutut, meja altar, mic, buku dengan disinfektan. Bagi umat yang demam tinggi dan sakit pernapasan (batuk, pilek, sakit tenggorakan) serta mereka yang merasa dapat menularkan, tetap berada di rumah dan memeriksa diri ke dokter," kata dia.
Gereja juga menyediakan hand sanitizer dan pemeriksaan suhu tubuh. Bila ada umat bersuhu tubuh panas, diminta untuk memeriksa kesehatan ke dokter.
"Sediakan dan minta umat untuk membersihkan tangan dengan hand sanitizer dan pemeriksaan tubuh sebelum masuk gereja. Bagi umat yang bersuhu tubuh 37 derajat celcius ke atas, dimohon untuk kembali ke rumah dan pergi ke dokter," ujar Adi.
Kepada umat yang sehat dapat mengikuti Perayaan Ekaristi di gereja. Untuk umat yang merasa tak sehat dianjurkan mengikuti ibadah secara live streaming.
"Umat yang sehat dapat tetap mengikuti Perayaan Ekaristi di gereja, bagi yang sedang menderita demam atau sakit pernapasan (batuk, pilek, sakit tenggorokan) dan mereka yang merasa dapat menularkan, diminta beribadah di rumah dengan mengikuti perayaan ekaristi hari Minggu melalui live streaming," ujar Adi.
Pertemuan di gereja pun diminta ditunda terlebih dahulu.
"Rapat-rapat sebaiknya via online atau ditunda. Pertemuan-pertemuan di GKP/kompleks gereja ditunda," imbuh Adi.
Petunjuk ini tidak selamanya diberlakukan. KAJ akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi terbaru.
Sementara, Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan wabah Corona menjadi tantangan kemanusiaan dan iman bagi umat.
Hal itu disampaikan Ignatius Suharyo di akun YouTube HidupTV, Rabu (18/3).
Meski di tengah kondisi prihatin, Ignatius Suharyo mengajak umat tak panik dan cemas. Dia yakin kondisi ini akan segera berakhir.
"Meskipun demikian, mengajak Saudari-saudari sekalian untuk tidak panik, cemas berlebihan seperti anjuran para pemimpin bangsa kita. Kita berharap dan yakin semuanya akan menjadi baik kembali," ucapnya.
Baca Juga:
Ignatius Suharyo mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin bangsa, tenaga medis, dan para ahli. Semua pihak yang disebut terus berusaha menangani wabah Corona.
"Kita berterima kasih kepada para pemimpin bangsa kita yang pasti akan terus berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan tersebarnya virus Corona ini dan mengatasi akibat-akibatnya. Kita berterima kasih kepada para tenaga kesehatan yang dengan tulus mengambil risiko membantu para penderita untuk penyembuhan mereka," pungkas Kardinal Suharyo.(Knu)
Baca Juga:
Kebijakan Work From Home dan Isu Corona Bikin Penumpang Kereta Api Anjlok Drastis