Angka Pengangguran Tinggi, DPRD DKI Kritik Kurikulum dan Kualitas Guru di Jakarta

Kamis, 06 November 2025 - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Justin Adrian Untayana, mengkritisi kualitas kurikulum dan tenaga pengajar di Jakarta.

Menurutnya, lemahnya daya saing sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka pengangguran di ibu kota.

Justin menilai, tingginya pengangguran terutama terjadi di kalangan lulusan sekolah menengah atas (SMA) akibat rendahnya kompetensi akademik yang dimiliki.

“Masih tingginya angka pengangguran ini tidak bisa dilepaskan dari kemampuan akademik lulusan kita. Pada gilirannya, hal itu juga berkaitan dengan kualitas pengajar serta kurikulum di sekolah-sekolah kita,” ujar Justin di Jakarta, Kamis (6/11).

Baca juga:

Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD

Mengutip pernyataan Presiden Direktur Kearney Indonesia, Shirley Santoso, dalam laporan The Global Cities Report 2024 pada Juli 2025 lalu, Justin menekankan bahwa lanskap ekonomi Jakarta ke depan akan bergerak ke sektor keuangan dan hiburan.

Untuk menopang arah ekonomi tersebut, kata Justin, dibutuhkan SDM unggul dengan kemampuan adaptif terhadap teknologi digital yang akan menjadi infrastruktur utama dunia usaha masa depan.

“Kurikulum sebagai dasar pendidikan perlu diadaptasi menyesuaikan kebutuhan industri-industri baru. Jangan sampai pendidikan hanya jadi formalitas. Semua ini harus direncanakan, jadi kita bisa melakukan action by planning dan bukan action by incident,” tegas Justin.

Baca juga:

PHK di Industri Pertambangan dan Perdagangan Sumbang Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia

Selain kurikulum, Justin juga menyoroti rendahnya jumlah guru bersertifikat di DKI Jakarta. Berdasarkan data hingga Juni 2025, baru sekitar 48 persen guru di Jakarta yang memiliki sertifikasi.

“Bukan hanya kurikulumnya saja, tetapi guru-guru kita juga perlu diperhatikan. Hingga bulan Juni lalu, baru sekitar 48 persen guru yang sudah mendapatkan sertifikat,” ujarnya.

Kondisi tersebut, menurut Justin, turut memengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah. Ia menilai hal ini menjadi salah satu penyebab siswa kesulitan menghadapi Tes Kemampuan Akademik (TKA) dari Kemendikdasmen.

“Tidak heran apabila ada murid-murid kita yang mengeluhkan soal-soal TKA sulit dikerjakan. Mungkin para murid belum diajarkan dengan baik di sekolah,” tambahnya.

Baca juga:

Ingin Tambah Sekolah dan Kursus Bahasa Inggris untuk Pekerja, Prabowo Minta Tenaga Pengajar Selandia Baru

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menunjukkan masih tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2025, terdapat 330 ribu orang dari total 5,46 juta angkatan kerja di Jakarta yang belum memiliki pekerjaan.

“Besaran pengangguran 330 ribu orang, sebelumnya di Agustus 2024 tercatat 338 ribu orang,” ujar Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, Rabu (5/11). (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan