Angelenzy, Waacking Dance Menebalkan Percaya Dirinya

Sabtu, 31 Maret 2018 - P Suryo R

SEORANG waacker asal Jepang, Junko Sasaki, berhasil membuat Angelenzy jatuh cinta pada waacking dance.

Layaknya orang yang tengah menjalin hubungan asmara, Angelenzy masih ingat kapan ia pertama kali merasa jatuh cinta pada waacking dance. Ya, selalu ada pertemuan pertama sebelum membuat orang jatuh cinta.

Waacker asal Bandung ini pun pernah mengalaminya. Suatu hari di tahun 2011, ia mengikuti workshop Flexi Dance Terror di Jakarta. Seorang waacker asal Jepang, Junko Sasaki, hadir di sana sebagai instruktur.

Ternyata penampilan Junko sebagai instruktur bukan hanya berhasil membuat perempuan yang saat itu berusia 18 tahun jadi mengetahui teknik tariannya. Lebih dari itu, dia juga sukses membuat Angelenzy tertarik mendalami waacking. Padahal di workshop tersebut ada empat jenis tarian yang diajarkan, tetapi ia hanya terpikat pada waacking.

"Hebatnya si Junko, membuat saya in love sama dance. Di situ saya mulai menggali waacking," terang Angelenzy kepada Merahputih.com di Hard Rock Hotel, Kuta, Bali.

angelenzy
Angelenzy. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Gerakan tari yang diajarkan Junko berhasil menambah rasa percaya diri perempuan yang kini mengajar waacking dance class di Bridge Dance Academy Bandung itu. "Saya datang dari orang yang percaya diri, tetapi tidak merasa cukup percaya diri karena waktu kecil bertemu orang yang suka membully," terang Angelenzy.

Junko telah membuatnya mau bergerak, membuatnya tersadar bahwa ia membutuhkan rasa percaya diri, dan yakin kalau dia memang benar-benar memiliki rasa percaya diri. Dari rasa percaya diri itu tumbuh rasa bahagia.

Berangkat dari ketertarikannya pada waacking, ia pun terus menambah pengetahuan di genre tari ini. Nonton YouTube dan mengikuti workshop waacking menjadi "makanan" utamanya untuk menambah ilmu.

Ilmu waacking yang diperolehnya dari workshop tidaklah murah. Saat mengikuti workshop Flexi Dance Terror, misalnya, ia harus merogoh kocek Rp1 juta. Lucunya, uang itu sebenarnya semula dia tabung untuk menonton konser Justin Bieber. Tetapi, Angelenzy lebih memilih mengikuti workshop karena lebih sejalan dengan tujuan hidupnya.

Semakin mengenal waacking, semakin sering melakukan gerakan-gerakannya, rasa percaya dirinya pun kian bertambah. Bahkan, waacking juga bisa membuatnya menjadi diri sendiri. Lewat gerakan-gerakan dan musik pilihannya, orang langsung dapat mengenali gaya khas Angelenzy.

"After mendalami waacking, saya lebih mencintai diri. Waacking merepresentasi diri saya," pungkas Angelenzy. (rina)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan