Anak Diduga Bunuh Nenek dan Ayahnya, Bisa Dijerat UU LPKS, Hukuman Sampai 15 Tahun Bui

Senin, 09 Desember 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Anak beinisial MAS, yang diduga menjadi pelaku pembunuhan nenek dan ayahnya, serta melukai ibunua, dititipkan di Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS).

Polres Metro Jakarta Selatan sampai saat ini masih mendalami kasus ini untuk menemukan motif pembunuhan. Sementara tim pendamping psikolog MAS masih bekerja mendalami kondisi mental, psikis, dan kejiwaan yang dialami oleh MAS.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebut, anak berkonflik dengan hukum berinisial MAS (14) yang membunuh ayah dan neneknya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dapat dipidana dengan menggunakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).

"Kalau dia cakap menurut hukum, itu tetap diproses. Dia sudah ditetapkan sebagai anak yang berkonflik dengan hukum," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA Nahar saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Baca juga:

Polisi Belum Berhasil Gali Motif Anak Bunuh Ayah di Lebak Bulus

Polisi masih memeriksa MAS dengan didampingi psikolog untuk memastikan apakah anak cakap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.

Nahar mengatakan, tindakan pidana yang dilakukan MAS melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT).

"Kalau seandainya dia tidak punya keterbatasan secara mental dan intelektual, maka ancaman pidananya kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan luka berat dan meninggal itu bisa sampai 15 tahun," katanya.

Rinciannya, kata ia sepuluh tahun hukuman untuk luka berat, dan 15 tahun hukuman yang sampai meninggal.

"Ada di Pasal 44 ayat 2 dan ayat 3 Undang-undang 23 Tahun 2004 tentang PKDRT," kata Nahar.

Namun, kata ia, ada hal yang perlu didalami dari sisi psikologis.

"Apakah kondisi psikis berkaitan dengan perbuatan yang dia lakukan atau tidak," katanya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan