Alasan Ayah Milenial Cinta Keluarga dan Jago Cari Cuan

Sabtu, 26 Februari 2022 - Iftinavia Pradinantia

SEBAGIAN besar generasi milenial atau generasi Y mulai membangun rumah tangga dan membesarkan anak-anaknya. Tampaknya, para ayah dari generasi milenial punya perspektif sendiri dalam melihat konsep keluarga. Mereka membuat norma baru, semakin banyak ayah terlibat secara aktif dalam pengasuhan anak.

Baca juga:

Nona, Brand Fesyen Lokal Pertama Memanfaatkan Art Digital NFT

Mereka mulai lepas dari bayang-bayang toxic masculinity dan menikmati perannya sebagai seorang ayah. Tidak hanya sekedar bermain saja, para ayah muda juga mahir memandikan, menyuapi, hingga menemani sekolah daring anak.

Menurut hasil survey Daddilife, 87 persen ayah terlibat parenting dengan proporsi 58 persen terlibat penuh dalam mengurus anak sementara 29 persen lainnya ikut berpartisipasi dalam mengurus anak.

Bahkan, BBC menyebutkan para ayah muda ini rela mengambil cuti saat istrinya melahirkan supaya bisa membantu meringankan tugas istri.

Ayah milenial
Ayah milenial temani anak sekolah daring (Sumber: Pexels/Annushka Ahuja)

Pew Research Center mengungkapkan, sama seperti ibu, para ayah muda ini mengatakan mengasuh anak sangat penting untuk identitas mereka. Data dirilis pada 2015 tersebut melaporkan 46% ayah dan 41% ibu mengatakan mengasuh anak selalu menyenangkan.

penelitian pew research
Penelitian terhadap ayah muda (Sumber: Pew Research Center)

Bukan hanya mengurus anak, para ayah juga tidak malu terlibat dalam urusan rumah tangga mulai dari memasak hingga mencuci pakaian. Apalagi dengan pemberlakuannya Work From Home selama pandemi. Semakin banyak ayah terjun langsung dalam mengasuh dan mendidik buah hatinya.

Hal tersebut membuat sebagian dari mereka menginginkan pekerjaan lebih fleksibel. Jajak pendapat Working Mums menyebutkan 40 persen ayah berusia 24 hingga 40 tahun mengharapkan pekerjaan lebih fleksibel supaya bisa mengurus anaknya.

Ayah milenial
Ayah milenial mahir urus anak (Sumber: Pexels/Ron Lach)

Bukan hanya angan-angan belaka, mereka benar-benar mencari pekerjaan dengan waktu fleksibel demi bisa mewujudkan harapannya. Hal tersebut dibuktikan data Working Dads menyebutkan 13 persen ayah berusaha secara aktif mencari pekerjaan fleksibel.

Baca juga:

Belajar Baca Karakter Pasangan Lewat Bahasa Tubuh

Hal tersebut dilakukan untuk menyeimbangkan hidup antara karir dan keluarga. Tentu saja, tidak semua perusahaan siap untuk memberikan waktu fleksibel sesuai harapan mereka. Namun dengan fenomena work from home selama pandemi tidak mustahil hal tersebut bisa terwujud.

Tidak hanya baik untuk keseimbangan hidup dan karir, kedekatan ayah milenial dengan anaknya ini juga memberi manfaat luar biasa bagi tumbuh kembang anak. Anak tumbuh dekat dengan ayahnya cenderung dapat menghindari perilaku berisiko tinggi. Dari segi finansial, cenderung memiliki pekerjaan bergaji tinggi dan hubungan sehat dan stabil ketika mereka dewasa. (Avia)

Baca juga:

Memahami Istilah Blockchain Bagi Pemula

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan