Aktivitas Gunung Merapi Tak Berkaitan dengan Erupsi Semeru
Selasa, 14 Desember 2021 -
MerahPutih.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memastikan meningkatnya aktivitas Gunung Merapi tidak ada kaitannya dengan erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan aktivitas peningkatan aktivitas Gunung Merapi teramati ada 17 kali guguran lava pijar, dengan jarak luncur maksimal 2.000 m ke arah barat daya, enam kali hembusan.
Baca Juga
Masih Level III, Kubah Lava Barat Daya Gunung Merapi Turun 2 Meter
"Peningkatan aktivitas ini tidak berkaitan dengan erupsi Gunung Semeru. Aktivitas vulkanik gunung Merapi hingga kini masih cukup tinggi," Hanik, Selasa (14/12).
Kubah lava Merapi bagian barat daya, kata dia, gunung ini juga terpantau terus mengalami pertumbuhan, meski tidak signifikan. Kondisi itu berbeda dibanding tahun 2010 lalu.
"Pertumbuhan kubah lava setiap hari bisa mencapai 20.000 meter kubik dan sanggup melontarkan material 200 juta meter kubik," ucap dia.
Ia menyebut, luncuran awan panas yang sering meluncur, mengurangi penumpukan material di atas gunung. Namun dipastikan, semenjak Semeru mengalami erupsi, aktivitas Merapi masih tergolong fluktuatif.
"Semeru dan Merapi itu tidak ada hubungan. Seumpama rumah, ada dapur magma sendiri-sendiri," kata dia.
Baca Juga
Terancam Banjir Lahar Merapi, Pemkab Sleman Tetapkan Status Tanggap Darurat
Ia menegaskan untuk sesar aktif sendiri jika diruntut Gempa Jogja bisa sampai ke Jawa Timur. Untuk saat ini,status Merapi setingkat di atas Semeru.
"Semeru kan Waspada, tapi Merapi level III Siaga, sejak 5 Oktober 2020,” kata dia.
Petugas Pengamat Pos Pengamatan Gunung Merapi Suraji mengatakan kendati pertumbuhan kubah lava belum signifikan, kesiapsiagaan tetap harus dilakukan. Misalnya, magma yang bisa saja tiba-tiba naik ke permukaan dan menghancurkan kubah di bagian atas.
“Kami saat ini fokus mengamati semua data dari Gunung Merapi. Seperti terjadinya vulkanik dangkal dan vulkanik dalam, guguran, hembusan. Termasuk deformasi atau perubahan bentuk gunung," pungkas dia. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Pemkab Sleman Buat Tanggul di Lereng Merapi Antisipasi Kesulitan Air Bersih