AIMI BerAKSI bersama Pawai Payung Menyusui
Senin, 08 Agustus 2022 -
TAHUN ini momen perayaan World Breastfeeding Week atau Pekan Menyusui Dunia (PMD) terasa berbeda. Jika dua tahun belakangan harus digelar secara daring lantaran pandemi, kali ini PMD dilakukan secara hibrida.
Kampanye global yang bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan mendukung menyusui, serta meningkatkan kesehatan ibu dan bayi di seluruh dunia tersebut tahun ini mengangkat tema Berperan Lebih untuk Menyusui: Mendukung dan Mengedukasi.
Baca Juga:
Untuk acara daring, terdapat webinar bertajuk BerAKSI (Bertumbuh dan Berkembang dengan ASI) yang diselenggarakan bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dan berbagai komunitas ahli gizi dan mahasiswa, serta Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Lebih menariknya lagi, untuk acara luring, PMD dirayakan dengan melakukan aksi turun ke jalan pada saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), Minggu (7/8). Para perempuan yang terlibat pada kampanye ini, menjadi pusat perhatian lantaran membawa payung putih yang melambangkan dukungan kepada ibu menyusui. Aksi ini tak hanya dilakukan di Jakarta, melainkan kota-kota Indonesia lainnya.

Di DKI Jakarta rute pawai dimulai di Bundaran HI, memutar di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Karet Sudirman Phinisi, dan kembali berakhir di Bundaran HI. Sedangkan AIMI daerah serta cabang seperti di Aceh, Sumatra Utara, Bangka Belitung, Sumatra Barat, Jambi, Lampung, Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Depok, Cirebon, Bekasi, Bogor, Solo, Purwokerto, Bantul, Malang, Sorowako, serta Madiun melakukan kampanye dukungan menyusui serupa di taman kota, alun-alun, HBKB dan pusat keramaian masing-masing daerah.
"Pada PMD 2022 kali ini, kita semua diajak untuk bisa sama-sama memberikan dukungan dan perhatian yang lebih lagi untuk menyusui. Karena tanpa kita sadari, banyak sekali pihak yang belum paham secara utuh bagaimana cara membantu ibu dan anak untuk menyusui," kata Ketua Umum AIMI Nia Umar.
Baca Juga:
Pada 2019 sebelum PPKM dimulai, aksi serupa memang sudah pernah dilakukan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). Namun aksi pawai payung putih tahun ini melibatkan lebih banyak pihak. Hal ini seolah menegaskan pesan World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) bahwa dalam mendukung menyusui membutuhkan peran banyak aktor dalam berbagai tingkatan.
Perempuan membutuhkan dukungan dari layanan kesehatan, tempat kerja dan masyarakat untuk menyusui secara optimal yang disebut Rantai Dukungan Berkelanjutan untuk Menyusui. Pendidikan dan transformasi sistem yang ada, yang didukung oleh kebijakan nasional berbasis bukti, akan membantu memastikan fasilitas kesehatan ramah menyusui, komunitas dan tempat kerja yang mendukung, dan meningkatkan keberhasilan menyusui, gizi dan kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Rantai Dukungan menjadi penting mengingat kian banyaknya tantangan yang dihadapi oleh ibu menyusui di seluruh dunia dalam tahun-tahun terakhir. Tantangan-tantangan ini antara lain pandemi COVID-19 yang belum benar-benar usai, konflik geopolitik, ketidaksetaraan dan masalah kerawanan pangan, keterbatasan kapasitas sistem kesehatan, serta pembatasan jarak fisik yang berarti berkurangnya layanan tatap muka untuk orang tua sehingga mereka menerima lebih sedikit informasi dan kesempatan untuk mendapatkan konseling menyusui yang memadai.
Selain itu, masih ada pihak-pihak yang menerapkan kebijakan tidak berbasis bukti seperti memisahkan bayi dari ibu mereka dan melarang menyusui ketika ibu diduga terpapar COVID-19. Selain itu, promosi industri produk Pengganti ASI (PASI) juga telah mempengaruhi orang tua terkait keputusan pemberian asupan bayi. Misinformasi seolah PASI merupakan pilihan yang lebih aman di masa COVID-19 jelas merupakan pelanggaran Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI dan Resolusi Majelis Kesehatan Dunia (Kode Internasional).
"Edukasi di semua sektor juga tidak kalah penting agar semua pihak memiliki kemauan, memahami pentingnya menyusui dan mampu untuk memberikan dukungan yang tepat serta positif bagi keberhasilan menyusui," tutup Nia. (ikh)
Baca Juga: