3 Lagu Hits Bertemakan Pelesiran ke Indonesia
Selasa, 02 Februari 2021 -
SELAIN mengandung alunan nada yang enak didengar telinga, ada beberapa lagu yang mengandung makna personal yang melibatkan tempat atau situasi yang terjadi di Indonesia.
Tiap lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para musisi ternama Indonesia ini pun hanya bisa di-relate oleh orang-orang Indonesia saja.
Mulai dari menggambarkan situasi pada era tertentu, ciri khas suatu kota, maupun kampung halaman sang penyanyi, berikut merupakan tiga lagu hits yang bertemakan pelesiran ke Indonesia.
Baca juga:
1. Piknik 72 - Naif
'Sederhana tetapi bermakna' menjadi kalimat yang pas untuk menggambarkan grup band asal Jakarta. Piknik 72 merupakan lagu yang menceritakan tentang sepasang kekasih asal Jakarta yang sedang berkencan.
Walau terkesan simpel, lirik lagu ini menggambarkan budaya kencan di Indonesia yang tren pada masa lalu, yaitu berpergian di hari Minggu sambil naik vespa mengelilingi kota. Mereka pun berkencan ke Binaria dan makan roti buaya yang menjadi ciri khas budaya Betawi bersama-sama sambil duduk berduaan.
Mereka pun tidak lupa untuk mengukir nama mereka di sebatang pohon sebagai tanda sayang.
Dikutip dari Medcom, David Naif pun pernah menceritakan sedikit mengenai lagu Piknik 72 yang dirilis pada 1998. "Lagu Piknik 72 diciptakan pada tahun 1994, ceritanya ada cowok dan cewek namanya Johan dan Enny,” ungkapnya pada saat merayakan anniversary Naif ke-20 pada enam tahun silam.
2. Sesuatu di Jogja - Adhitia Sofyan
Kita semua sepakat bahwa Jogja merupakan kota yang hangat dan romantis. Mobilitasnya yang rendah, suasananya yang rindang, makanannya yang enak dan murah, serta kebudayaannya yang unik dan berlimpah berhasil membuat kota ini memiliki berbagai julukan mulai dari Kota Pelajar, Kota Gudeg, Kota Pariwisata, dan Kota Budaya.
Adhitia pun memutuskan untuk mendedikasikan sebuah lagu yang diciptakan spesial untuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Walau sebenarnya tidak tinggal di Yogyakarta, Adhitia mengaku kagum dengan pesona Yogyakarta.
"Sebagai orang yang singgah di Jogja, kota ini ada 'sesuatunya', sulit dijelaskan, entah semacam jimat pemikat mungkin, a charm. Tiba-tiba semua terasa romantis, dan kita berubah jadi mellow. Banyak kota-kota lain dalam negri yang saya sama sekali gak punya kesan apa-apa; datang, urusi pekerjaan, lalu ingin cepat pulang, tapi Jogja berbeda," tulis Adhitia dalam siaran pers Senin (27/11/2017), dikutip dari Kompas.
Kecintaan Adhitia pun terasa dengan jelas pada sepenggal lirik di bagian refrain pada lagu Sesuatu di Jogja, "Terbawa lagi langkahku ke sana / Mantra apa entah yang istimewa / kupercaya selalu ada sesuatu di Jogja//"
Baca juga:
3. Pulang ke Pamulang - Endah n Rhesa
Baru dirilis pada November tahun lalu, Pulang ke Pamulang mengandung makna yang personal bagi Rhesa.
"Lagu ini mendeskripsikan Pamulang. Bahkan, Pamulang itu bukan Kota, bukan juga Desa, tapi ini adalah sebuah Kecamatan di Kota Tanggerang Selatan yang begitu menarik” papar Endah seperti yang dikutip dari Kompas.
Rhesa telah tinggal di Pamulang sejak 1990-an sampai sekarang. Bagi Rhesa, kalimat 'pulang ke Pamulang' sudah terdengar menarik sejak dulu karena terdengar berima a-a.
Selain itu, asal muasal kata Pamulang itu sebenarnya adalah Pemulangan atau Pulang sehingga lagu ini mengandung permainan kata yang repetitif.
“Pamulang ini memang sub-urban yang masih banyak ruang hijau. Kami ingin ceritakan adalah betapa Pamulang ini begitu fokus untuk wilayah pemukiman karena banyak anak-anak muda yang kreatif. Mereka menetap di Pamulang, yang dinamis dan sentimentil,” kata Endah kepada Kompas.
Ia pun membagikan sebuah lirik yang hanya bisa relatable bagi orang Pamulang, antara lain “Malam tak takut kelaparan. Warung tenda yang bertebaran. Luapan air hujan datang. Ular sesekali ke permukaan”. (SHN)
Baca juga:
Bukan Alkoholnya yang Bikin Gendut, Kandungan Kalorinya Seberapa Banyak?