3 Fakta Tentang Sultan Baabullah, Calon Penerima Gelar Pahlawan Nasional

Sabtu, 07 November 2020 - annehs

GELAR Pahlawan Nasional akan segera diberikan Presiden Joko Widodo kepada enam tokoh, dan salah satunya adalah Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara. Dilansir dari Indonesia.go.id, gelar terhormat ini diberikan kepada orang yang telah gugur atau meninggal dunia atas perjuangan, pengabdian, darmabakti, dan karya yang luar biasa kepada bangsa dan negara.

Walau perjuangannya sangat berdampak bagi Indonesia, jasa Sultan Baabullah pun sampai sekarang masih belum banyak diketahui oleh generasi milenial maupun Z. Untuk menambah wawasan dan semakin menghargai para pahlawan di Indonesia, yuk intip 3 Fakta seputar Sultan Baabullah dari Ternate.

Baca Juga:

Beri Penghargaan untuk Gatot Nurmantyo Dinilai Upaya Pemerintah Jinakkan Pengkritiknya

1. Ayahnya dibunuh oleh orang Portugis

baabullah
Makam Sultan Baabullah yang menjadi destinasi wisata religi di Ternate, Maluku Utara. (Foto: keluyuran)

Dilansir dari Tirto, Sultan Khairun Jamil, ayahanda dari Baabullah ditemukan meninggal secara mengenaskan pada 26 Februari 1570. Jasadnya dibuang ke laut, dan ada beberapa luka tusukan ditubuhnya. Baabullah sangat terpukul. Apalagi, sehari sebelumnya, Khairun mengunjungi Benteng Sao Paulo untuk menghadiri undangan perdamaian dari Gubernur Portugis di Ternate, Lopez de Mesquita.

Pangeran Baab yang saat itu masih menjadi putra mahkota pun dinobatkan menjadi penguasa Kesultanan Ternate dengan gelar Sultan Baabullah Datu Syah oleh para pejabat dan tetua di Ternate.

Baca Juga:

Kapolri Pertama hingga Sultan Baabullah Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

2. Menaklukan Portugis

Gunung Gamalama dari Batu Angus, Ternate (foto- Instagram @yeni_kuswantini)
Gunung Gamalama di Ternate (Foto: babatpost)

Akhirnya, Sultan Baabullah bersumpah untuk balas dendam. Dilansir dari buku 99 Tokoh Muslim Indonesia karya Salman Iskandar, Sultan Baabullah memimpin rakyat Ternate untuk berperang melawan Portugis. Bahkan, para petani pala dan cengkih rela menukar alat-alat pertanian dan perkebunan mereka dengan pedang, tombak dan bedil. Armada sudah disiapkan, semangat semakin berkobar.

Dari buku Warisan Bahari Indonesia karya Bambang Budi Utomo, Sultan Baabullah meminta bantuan dari Makassar, Jawa, hingga Melayu (Sumatera) untuk melawan Portugis baik di sekitar Ternate maupun para kaum kolonialis yang hadir di seluruh kepulauan Maluku.

Lebih dari 2000 perahu tempur dan 120.000 prajurit siap melakukan tumpah darah demi membuat orang Portugis jera.

Setelah kurang lebih lima tahun, Portugis kalah dan menyerah pada 1574. Mereka diberi kesempatan untuk pergi dari wilayah Ternate dalam waktu 24 jam. Bagi mereka yang sudah menikahi perempuan lokal, boleh tetap tinggal asalkan mengabdi kepada kerajaan. Ternate menang dan seluruh orang-orang Portugis sudah pergi sejak 15 Juli 1575.

3. Dijuluki sebagai penguasa 72 Negeri

bandara
namanya diabadikan sebagai bandara di Ternate, Maluku Utara. (Foto: youtube)

Dilansir dari buku Southeast Asia in the Early Modern Era, Valentijn, seorang peneliti Belanda, menyimpulkan bahwa ada 72 wilayah atau kerajaan yang berada di bawah pengaruh Kesultanan Ternate. Nah, itulah asal muasal julukan Sultan Baabullah lahir.

Memang, selain mengusir orang-orang Portugis, Sultan Baabullah juga berhasil memperluas kekuasaannya ke berbagai daerah termasuk Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, kepulauan Marshall di kawasan Mikronesia, dan Filipina bagian Selatan (Mindanao). (Hukum Islam: Dinamika dan Perkembangannya di Indonesia karya A.G. Anshori). (SHN)

Baca Juga:

Jokowi Akan Beri Penghargaan Bintang Mahaputera ke Gatot Nurmantyo

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan