3 Alasan Orang Flexing Berlebihan di Media Sosial
Jumat, 14 April 2023 -
APAKAH kamu pernah melihat teman atau keluarga mengunggah barang mewah baru yang dibeli atau pencapaiannya? Mungkin kamu sering melihat pemandangan ini di media sosialmu. Saat ini, media sosial telah menjadi platform utama untuk bersosialisasi baik secara profesional atau pribadi.
Peran penting yang dimiliki media sosial membuat banyak orang membagikan terlalu banyak kegiatan hariannya di sana. Secara tidak sadar, pengguna media sosial sering mengunggah konten yang mengarah ke flexing.
Baca Juga:
Kamu mungkin mengenal orang terdekat kamu di media sosial yang suka flexing. Mereka mungkin tampak keren, unggul, dan mengagumkan. Tetapi pada kenyataannya mereka mungkin tidak merasa aman dalam dirinya.

Dikutip dari Psych Mechanics, pamer di media sosial sangat tergantung dengan lingkungan ia berada. Ada banyak alasan seseorang cenderung flexing di media sosial.
1. Insecurity
Insecurity menjadi salah satu alasan utama untuk seseorang memamerkan penampilannya. Saat mereka merasa tidak penting, barulah mereka mencoba untuk membuktikan bahwa mereka penting.
Seorang yang hebat tidak merasa perlu memberi tahu siapa pun tentang hal itu karena mereka telah mengetahuinya. Sama halnya seperti orang yang sudah mengenal seni bela diri tidak akan pernah menantang dirinya untuk berkelahi atau memamerkan keahliannya. Berbanding terbalik dengan seorang pemula, ia akan menantang semua orang untuk membuktikan kemampuannya.
2. Pengalaman masa kecil
Pengalaman masa kecil dapat membentuk banyak perilaku saat dewasa. Orang akan mencoba meniru pengalaman masa kecilnya yang menyenangkan saat dewasa. Seorang anak yang dihujani banyak perhatian dari orang tua dan orang-orang di sekitarnya, maka ia mungkin akan berusaha mempertahankan tingkat perhatian itu sebagai orang dewasa dengan menjadi pamer. Ini biasanya terjadi pada anak bungsu atau satu-satunya.
Baca Juga:

Dengan kata lain, mereka akan tetap mencari perhatian dengan menggunakan cara-cara halus lainnya. Di masa kanak-kanak, mereka hanya perlu menangis atau melompat-lompat untuk mendapatkan perhatian. Tetapi saat dewasa, mereka harus menemukan cara yang lebih dapat diterima secara sosial untuk melakukan itu.
Sangat umum jika melihat anak tunggal atau anak bungsu terobsesi dengan pakaian bermerek, mobil mewah, gadget canggih, dan hal-hal yang dapat menarik perhatian orang.
3. Penerimaan lingkungan
Beberapa orang biasanya tidak pamer di publik, tetapi hanya di depan orang-orang yang mereka coba buat terkesan. Jika kamu menyukai seseorang, kamu akan cenderung pamer di depan mereka untuk mendapatkan cinta dan penerimaan mereka.
Kamu mungkin mengenal setidaknya satu orang yang suka mengatakan hal-hal hebat tentang dirinya di depan kamu, tetapi tidak pada orang lain. Kenyataannya adalah ia hanya ingin kamu menyukainya karena dia menyukaimu. (vca)
Baca Juga: