28 Ribu Data Anggota Diduga Bocor, Polisi Klaim Server Aman
Senin, 22 November 2021 -
MerahPutih.com - Beredarnya 28 ribu data polisi yang dibagikan di Raidforum yang mencakup nama, alamat, pangkat, satuan kerja, tanggal lahir, jenis pelanggaran, nomor HP, dan email, belum ditegaskan keabsahannya oleh kepolisian.
Namun, Polri memastikan keamanan data anggota hingga server dan aplikasi kepolisian terjaga dalam kondisi aman, usai seorang peretas asal Brazil mengaku telah membobol data anggota Korps Bhayangkara tersebut.
Baca Juga:
Marak Kasus Kebocoran Data Pribadi, CISSReC: Kan Ngeri Tiba-Tiba Didatangi Densus
"Intinya untuk server data, aplikasi-aplikasi Polri serta sistem keamanan semuanya hingga saat ini aman," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri telah melakukan pendalaman terkait pembobolan data Polri tersebut.
Dedi tidak menjelaskan lebih lanjut terkait keabsahan data yang diduga milik anggota Polri yang disebarkan oleh peretas di media sosial. Namun ia memastikan saat ini data institusi Polri tersebut dalam keadaan aman.
Dalam kasus ini, peretas asal Brazil yang menamai dirinya "son1x" dalam akun Twitternya mengaku telah berhasil membobol data pribadi anggota Polri beserta orang-orang terdekat dan keluarganya.
Akun Twitter @son1x666 menuliskan unggahan "Polri- Indonesian National Police Hacked" 28k logins and personal information leaked". Dalam unggahan tersebut, pemilik akun mencantumkan tiga tautan yang diduga berisi salinan data pribadi anggota Polri yang telah diretas.

Jika tautan itu diklik, pengguna akan dialihkan ke tampilan website yang diduga dikelola oleh peretas, yang menyajikan data seperti nama, pangkat, tempat dan tanggal lahir, satuan kerja, status pernikahan hingga nomor register pokok serta beberapa data pribadi lainnya.
Dalam unggahannya, peretas mengaku melakukan aksi tersebut dengan alasan tidak mendukung pemerintahan dalam memperlakukan rakyatnya. Peretas mengaku aksi tersebut dilakukan setelah banyak orang yang menghubunginya berbicara tentang kehidupan masyarakat di Indonesia. (Knu)
Baca Juga:
Peretas Kacaukan Rantai Pasokan Vaksin COVID-19, Apa Motifnya?