2015 Indonesia Dipastikan Memiliki 7 Smelter
Kamis, 19 Maret 2015 -
MerahPutih Keuangan - Tahun ini Indonesia akan memiliki tujuh pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel (smelter) senilai 1,4 miliar dolar AS (lebih dari Rp10,4 triliun) sebagai bagian dari upaya hilirisasi. (Baca: Langkah Pemerintah Atasi Lemahnya Rupiah)
“Sudah siap beroperasi tujuh smelter baru, terdiri dari satu smelter alumunium dan enam smelter nikel,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman), Indroyono Soesilo, seusai rapat koordinasi bidang pertambangan di Jakarta, Rabu (18/3) malam.
Indroyono mengatakan, dengan adanya smelter ini Indonesia dapat memperoleh manfaat jangka panjang dari proses hilirisasi, yaitu mendorong peningkatan sektor ekspor nasional. (Baca: Pemerintah Siap Umumkan Sejumlah Kebijakan Hadapi Melemahnya Rupiah)
“Dengan membangun smelter, bisa mengolah bijih di dalam negeri. Itu nilai tambah tinggi sekali. Bijih nikel kalau kita jual mentah 50 juta ton harganya 2 miliar dolar AS, tetapi kalau kita olah di dalam negeri itu 4 juta ton menghasilkan 1 miliar dolar AS,” ujarnya.
Indroyono menambahkan, pemerintah akan mempercepat investasi proyek smelter lain yang masih tertunda melalui berbagai kerja sama dengan perusahaan swasta maupun lembaga non profit, serta lembaga pendidikan. (Baca: Jika Gejolak Rupiah Terjadi Tahun Lalu, APBN Terancam)
Lembaga-lembaga yang akan diajak bekerjasama antara lain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan ITS Surabaya yang bisa membantu percepatan pembangunan smelter berkapasitas kecil.
“Pembangunan smelter untuk mineral kita coba untuk dipercepat. Termasuk pembangunan yang baru. Nanti banyak sekali mulai 2015-2019 yang selesai dibangun dan beroperasi baik nikel, bijih besi, pasir besi dan alumunium,” kata Indroyono.(Baca: Freeport dan Pemerintah Sepakat Bangun Smelter di Papua)