Varian Delta Bikin Konsumsi Masyarakat Anjlok ke 1 Persen


Pasar Tanah Abang. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Pendapatan negara tahun 2021 diproyeksi akan tumbuh 16,3 persen (yoy) atau Rp 1.916 triliun dari target dalam APBN sebesar Rp 1.743,6 triliun. Hingga Oktober 2021, pendapatan negara telah melonjak hingga 18,2 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yaitu dari Rp 1.277 triliun menjadi Rp 1.510 triliun.
Sementara realisasi pendapatan negara tahun lalu sebesar Rp 1.647,7 triliun atau 96,9 persen dari target Rp 1.699,9 triliun atau turun 15,9 persen (yoy) yakni Rp 312,8 triliun dari 2019.
Baca Juga:
Hadapi Gelombang 3 COVID-19, Pemerintah Cadangkan 5 Persen APBN di 2022
"Akan lihat nanti, komponennya akan kita identifikasi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Kamis (18/11).
Sri Mulyani mengatakan, dalam satu setengah bulan terakhir ini, pihaknya bakal lari maraton. Sejauh ini, konsumsi masyarakat yang merupakan salah satu komponen pendorong pendapatan negara masih cukup resilient bahkan di tengah adanya pandemi COVID-19 varian Delta.
"Varian Delta memang telah menurunkan konsumsi masyarakat yang awalnya di atas 5 persen menjadi hanya sekitar 1 persen namun underlying activity masyarakat tidak berhenti," katanya.

Sementara, realisasi belanja negara hingga Oktober 2021 mencapai Rp 2.058,9 triliun atau tumbuh 0,8 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 2.041,8 triliun dan telah mencapai 74,9 persen dari target APBN Rp 2.750 triliun.
Dengan kondisi tersebut, pemerintah memperkirakan defisit APBN tahun ini hanya akan menjadi 5,2 persen sampai 5,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar Rp 873,6 triliun. Di mana, proyeksi defisit anggaran tersebut lebih rendah dibanding asumsi dalam UU APBN 2021 yang sebesar 5,7 persen PDB atau Rp 1.006,4 triliun.
"Nanti masih akan ada barang yang bergerak satu setengah bulan ini. Ini lebih kecil dari yang kita lihat dari UU APBN 2021," ungkapnya. (Asp)
Baca Juga:
Akhirnya, APBN Digelontorkan Buat Kereta Cepat
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Kekurangan Anggaran Negata Makin Tinggi Rp 698,15 Triliun di 2026, September Ini Sudah Capai Rp 321,6 Triliun

DPR dan Pemerintah Bakal Kejar Pajak Rp 2.693,71 Triliun di 2026

Ketua Banggar DPR: Gaya Koboi Menkeu Purbaya Bisa Ringankan Beban APBN 2026

Kabar Baik Buat Kementerian dan Lembaga Negara, Kemenkeu Buka Blokir Belanja K/L Rp 168 T

Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak

Menkeu Purbaya Ungkap Defisit APBN Capai Rp 321,6 Triliun per Agustus 2025

[HOAKS atau FAKTA] : Sri Mulyani Ngadu ke Jokowi setelah Dicopot Prabowo dari Jabatan Menteri Keuangan
![[HOAKS atau FAKTA] : Sri Mulyani Ngadu ke Jokowi setelah Dicopot Prabowo dari Jabatan Menteri Keuangan](https://img.merahputih.com/media/e3/8d/47/e38d4720b00e99ed6f2912dbc82158dc_182x135.png)
Rp 1.300 Triliun Belanja Pusat Yang Dibelanjakan di Daerah dan Ada Tambahan TKD Rp 43 Triliun

Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah

Copot Sri Mulyani hingga Budi Arie, Pengamat Duga Prabowo Mau Lepas 'Warisan' Jokowi
